Tidak terasa, usia Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung telah memasuki angka 15 tahun. Tentunya, angka ini boleh dikatakan ibarat seorang anak mulai memasuki masa beranjak remaja yang serba ingin tahu dan mencoba sesuatu yang dilihat dan didengar. Namun, di umur tersebut, langkah-langkah apa saja yang sudah dan akan dilakukan oleh Pemprov Kepulauan Bangka Belitung dalam upaya merealisasikan visi dan visi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada kali ini, penulis mencoba sedikit mengupas sudut pandang perkembangan kematangan teknologi informasi (IT Maturity) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Berdasarkan pendalaman Rencana Induk Percepatan Pengembangan E-Government Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jika dilihat dari tingkat kematangan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK), Provinsi Bangka Belitung saat ini, sudah memasuki tahapan ke 4 (competence), yang akan menuju ke tahapan ke 5 (Excellence). Tiga tahapan sebelumnya yaitu Innocence, Awareness, dan Understanding sudah dilalui dengan melihat sudah banyaknya penerapan dan implementasi Aplikasi-aplikasi yang berhubungan langsung dengan kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Instansi-Instansi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baru-baru ini, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung selesai melaksanakan Training of Trainers (ToT) untuk Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai, jika dilihat dari sudut pandang chief information officer (CIO) lebih jauh. Aplikasi ini sudah mencakup kerangka kerja Arsitektur Enterprise atau di dalam dunia IT lebih dikenal dengan (EA). Di dalam EA memuat empat domain utama diantaranya: (IA)-Information Architecture, (ITOA)- IT Organization Architecture, (ITBPA)- IT Business Process Architecture, dan (ITA) – IT Architecture yang di dalamnya terdapat sub-sub bagian yang lebih fokus. Kami melihat Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja ini sudah mencakup lebih dari 80-85% dari setiap domain yang ada pada kerangka kerja EA ini.
Aplikasi Monev Kinerja ini, sangat, sangat, dan sangat strategis serta sensitif. Mengapa demikian, dikarenakan di dalam aplikasi ini, memuat data-data PNS secara rinci dimulai dari absensi, kerahasiaan SKP (DP3 dulunya), seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh PNS dan bahkan hingga besar/kecilnya pendapatan tunjangan bagi PNS. Change Management atau sering dikenal dengan manajemen perubahan terhadap tatacara kerja dan semangat kerja PNS Babel dipastikan akan segera dapat terlaksana. Oleh karena itu, disarankan untuk segera dilakukan penetration test (pentest) terhadap Infrastruktur Jaringan TIK di lingkungan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung untuk mengantisipasi hacked system, lag system, yang mungkin dapat menyebabkan SQL injection, memory hacked, sniffing, kegagalan sistem pada aplikasi-aplikasi yang bersifat strategis. Dikhawatirkan jika pen test ini belum dilakukan Pemprov Kep. Babel belum dapat mengetahui seberapa jauh ketahanan Jaringan dan system TIK yang ada.
Melihat keadaan tersebut, diharapkan Pemprov dapat mengambil langkah-langkah strategis, dapat mempedomani pada kerangka kerja kontrol objektif yang berhubungan dengan teknologi informasi atau yang lebih dikenal di dalam dunia CIO (COBIT-Control Objectives for Information and Related Technology) dan bisnis model keamanan informasi (BMIS- Busiiness Model Information Security).
Kembali pada tingkat kematangan TIK di Pemprov Kepulauan Bangka Belitung untuk memenuhi kebutuhan tingkat 4 kematangan TIK, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah dianggap perlu untuk memiliki Chief Information Security Officer (CISO) untuk mengelola seluruh keamanan IT yang diselenggarakan oleh Pemprov Kepulauan Bangka Belitung.
- 51 reads