Membangun Budaya Belajar dan Inovasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Abstrak

Era globalisasi menuntut pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan inovatif untuk meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya membangun budaya belajar dan inovasi di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), yang dilatarbelakangi rendahnya nilai adaptif ASN dan perlambatan ekonomi daerah. Strategi yang diterapkan meliputi penguatan pelatihan berbasis teknologi seperti Learning Management System (LMS), kolaborasi dengan sektor swasta, serta insentif untuk inovasi. Harapannya terjadi peningkatan efisiensi pelayanan publik, kepuasan masyarakat meningkat, dan kesiapan ASN menghadapi tantangan global membaik dan muncul inovasi-inovasi pelayanan publik baru yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seyogyanya akses teknologi pembelajaran diperkuat dan diperluas, peningkatan nilai adaptif melalui pelatihan relevan, serta kolaborasi lintas sektor. Pendekatan ini sejalan dengan visi "Indonesia Emas 2045" untuk Indonesia maju.

Pengantar

Era globalisasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. SDM terlatih dan adaptif terhadap perubahan dapat dengan cepat memberikan pelayanan terbaik kepada para pihak pengguna. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ASN (Aparatur Sipil Negara) memainkan peran penting sebagai motor penggerak pembangunan daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 1.531.500 jiwa sementara jumlah ASN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini  sebanyak 6363 orang (BKPSMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2024), dan jumlah seluruh ASN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seluruhnya ada kurang lebih 23.000 ASN (BPS, 2024). Rasio jumlah ASN di Bangka Belitung terhadap jumlah penduduk berkisar 1 : 66 atau 1,5%, mendekati rasio ASN dan jumlah penduduk Indonesia di 1 : 63 atau 1,58% (Emir, 2024). Namun demikian saat ini Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan ke-3 tahun 2024 terendah sejak 3 tahun terakhir yaitu sebesar 0,13% (BPS, 2024) jauh tertinggal dari laju PDRB rata-rata nasional di triwulan ke-3 tahun 2024 yaitu sebesar 5,05%. Snowball effect dari kasus Timah berdampak besar terhadap perikehidupan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meskipun rasio perbandingan jumlah ASN dan jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendekati rasio nasioal.

Selain itu Raport Core Values ASN BerAKHLAK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan hasi survey BKN Tahun 2023 berada di kategori B (cukup sehat, dengan nilai rata-rata 56,9%). Indikator Core Value BerAKHLAK rata-rata mendapat nilai B (cukup sehat) kecuali pada indikator Adaptif dengan kategori C, tidak sehat dengan nilai rata-rata 37,1%. (KemenPANRBRI, 2023). Sebuah keterhubungan antara nilai adaptif ASN yang tidak sehat dengan melemahnya PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di tahun 2024, walaupun sesungguhnya pengaruh terbesar pelamahan PDRB adalah kasus timah yang sedang berjalan di persidangan yang melumpuhkan banyak usaha turunan sehingga pendapatan masyarakat menurut, pertumbuhan ekonomi melemah.

Untuk itu perlu upaya pengungkit yang kuat agar berdaya peri kehidupan perokenomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali berdaya dan ASN mempu mengembangkan inovasi-inovasi baru sebagai upaya adaptif terhadap keterpurukan dan mencari alternatif sumber pendapatan lain. Seiring visi "Indonesia Emas 2045," Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga berkomitmen untuk menciptakan SDM yang unggul, adaptif, dan inovatif, guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan responsif. Hal ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo – Gibran yang ke -7 yaitu Memperkuat reformasi politik, hukum dan birokrasi serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

Mengapa Pengembangan SDM Penting?

Sumber daya manusia di pemerintahan merupakan pilar utama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. ASN yang kompeten dan memiliki jiwa inovatif dapat menciptakan program-program yang lebih efektif dan efisien, serta mampu menghadapi tantangan global. Di Kepulauan Bangka Belitung, dengan tantangan geografisnya sebagai provinsi kepulauan, kebutuhan untuk menciptakan ASN yang dapat beradaptasi dengan cepat menjadi semakin mendesak.

Langkah Nyata: Budaya Belajar Berkelanjutan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah dengan membangun learning and innovation culture atau budaya belajar dan berinovasi di kalangan ASN. Dengan adanya budaya belajar yang kuat, setiap ASN didorong untuk terus mengasah kemampuan mereka melalui pelatihan, workshop, dan program pengembangan diri.

Program pelatihan tidak hanya mencakup pelatihan klasikal di ruang kelas, tetapi juga melalui metode non-klasikal seperti e-learning, coaching, dan mentoring. Hal ini sejalan dengan konsep learning in the flow of work, di mana ASN dapat belajar sambil bekerja, mendapatkan pengetahuan yang relevan sesuai dengan tugas sehari-hari. Sejalan juga dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara yang Misalnya, ASN di bidang pelayanan publik mempelajari teknik customer service yang lebih baik melalui studi kasus langsung di lapangan dan penggunaan teknologi digital menjadi masif dalam rangka percepatan pelayanan.

Integrasi Teknologi untuk Meningkatkan Kompetensi

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, penggunaan Learning Management System (LMS) seharusnya menjadi salah satu terobosan di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. LMS ini memungkinkan ASN untuk mengakses materi pelatihan kapan saja dan di mana saja, sehingga tidak ada alasan lagi untuk ketinggalan pembelajaran meskipun memiliki jadwal kerja yang padat.

Melalui LMS, ASN dapat mengikuti kursus-kursus singkat (microlearning) yang dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Misalnya, ASN yang bekerja di sektor perikanan dapat mempelajari teknik terbaru dalam pengelolaan hasil laut, sementara mereka yang di bidang administrasi publik dapat memperdalam pemahaman tentang regulasi terbaru melalui modul interaktif.

Pengembangan LMS yang operasional dan ‘mujarab’ diperlukan. Untuk itu semua pihak terkait, baik manajemen pelatihan dan fasilitator pelatihan (widyaiswara dan lainnya) agar bekerja sama memikirkan, merancang, menyiapkan/mendesain dan mewujudkan LMS operasional. Melalui LMS ini, bisa diakses beragam pelatihan mandiri dengan metode belajar secara online mandiri tuk memenuhi kebutuhan kompetensi dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing ASN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tercapai target/kewajiban Pengembangan kompetensi (Bangkom) minimal 20 jp setahun dan terwujud inovasi-inovasi baru dibidang pelayanan kepada masyarakat, maka belajar akhirnya menjadi budaya bagi ASN.

Motivasi untuk Inovasi: Menghadapi Tantangan dengan Solusi Baru

Pemerintah Provinsi juga menyadari pentingnya menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi. ASN didorong untuk selalu mencari cara baru dalam menyelesaikan masalah, baik itu terkait peningkatan layanan kepada masyarakat maupun pengelolaan program-program pembangunan. Contohnya, di masa pandemi, banyak ASN yang berinovasi dengan memanfaatkan aplikasi daring untuk mempercepat pelayanan publik yang sebelumnya harus dilakukan secara tatap muka. Selain itu, insentif dan penghargaan diberikan kepada ASN yang mampu menunjukkan inovasi dalam pekerjaannya. Misalnya, ASN yang mengembangkan aplikasi internal untuk meningkatkan efisiensi kerja di instansi mereka akan mendapatkan apresiasi khusus dari pemerintah provinsi. Hal ini tidak hanya memotivasi ASN untuk terus berinovasi, tetapi juga menciptakan atmosfer kerja yang lebih dinamis dan kreatif. Tentu saja hal ini mendorong motivasi ASN untuk terus mengembangkan diri, memenuhi kebutuhan kompetensi yang pada akhirnya menjadi budaya belajar.

Membangun Kolaborasi dengan Stakeholders Lokal

Pengembangan SDM di Bangka Belitung juga dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan sektor swasta. Program Public-Private Partnership (PPP) di bidang pendidikan menjadi salah satu bentuk nyata kerjasama ini. Misalnya, program magang bagi ASN di perusahaan-perusahaan teknologi lokal membantu mereka untuk belajar langsung dari dunia industri.

Kolaborasi ini memungkinkan ASN untuk memahami perspektif yang lebih luas tentang tantangan pembangunan di daerah, serta bagaimana solusi inovatif dapat diterapkan di sektor publik. Dengan demikian, ASN tidak hanya bertindak sebagai pelaksana program, tetapi juga sebagai inisiator perubahan yang mampu menerapkan praktik-praktik terbaik dari sektor swasta ke dalam tata kelola pemerintahan.

Hasil yang Diharapkan: ASN yang Kompeten dan Adaptif

Dengan berbagai program pengembangan ini, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap dapat membentuk ASN yang kompeten, adaptif, dan inovatif. Kompetensi mereka bukan hanya diukur dari tingkat pendidikan formal, tetapi juga dari kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, menguasai teknologi, dan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Dampak dari program ini juga dapat dilihat pada meningkatnya efisiensi pelayanan publik, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah, dan peningkatan indeks kinerja pemerintah daerah. Misalnya, waktu pelayanan perizinan dapat dipangkas hingga 30% berkat inovasi digital yang diterapkan oleh ASN di berbagai instansi.

Menuju Smart ASN di Bangka Belitung

Untuk mencapai World Class Government, ASN di Bangka Belitung perlu menjadi Smart ASN—aparatur yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan baik, memiliki wawasan global, dan terus mengembangkan diri. Melalui berbagai upaya ini, diharapkan ASN di Bangka Belitung dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang unggul dan berkelas dunia.

Penutup: Bersama Mewujudkan Bangka Belitung yang Lebih Baik

Dengan membangun budaya belajar dan inovasi, serta menciptakan ASN yang kompeten dan adaptif, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas SDM. Hanya dengan ASN yang terus belajar dan berinovasi, provinsi ini dapat menghadapi tantangan masa depan dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Mari bersama-sama wujudkan Bangka Belitung yang lebih maju, adil, dan sejahtera!

Kesimpulan

Pengembangan budaya belajar dan inovasi di lingkungan ASN Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan langkah strategis untuk menciptakan ASN yang kompeten, adaptif, dan inovatif. Melalui penguatan pelatihan berbasis teknologi, kolaborasi dengan sektor swasta dan akademisi, serta insentif untuk inovasi, diharapkan efisiensi layanan publik dan kepuasan masyarakat dapat meningkat. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat kapasitas individu ASN, tetapi juga mendukung pencapaian visi nasional "Indonesia Emas 2045" dan tata kelola pemerintahan berkelas dunia. Tantangan seperti rendahnya nilai adaptif ASN dan perlambatan PDRB dapat diatasi dengan inovasi dan komitmen pada pengembangan SDM secara berkelanjutan.

Saran

  1. Penguatan Teknologi Pembelajaran: Implementasi Learning Management System (LMS) harus diprioritaskan, dengan memastikan semua ASN memiliki akses yang memadai ke teknologi ini. Konten pembelajaran juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
  2. Peningkatan Nilai Adaptif ASN: Fokus pada program pelatihan yang mendorong adaptasi terhadap perubahan lingkungan, seperti pelatihan dalam penggunaan teknologi baru, manajemen krisis, dan peningkatan kemampuan komunikasi.
  3. Kolaborasi Lebih Intensif: Pemerintah daerah perlu memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan sektor swasta untuk memperkaya wawasan ASN dalam menyelesaikan tantangan lokal dengan pendekatan global.
  4. Monitoring dan Evaluasi: Pelaksanaan program pengembangan SDM perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitasnya. Indikator keberhasilan seperti peningkatan indeks kinerja pemerintah daerah dan efisiensi layanan publik harus digunakan sebagai ukuran utama.
  5. Insentif Inovasi: ASN yang menciptakan inovasi penting dalam tata kelola pemerintahan perlu mendapatkan penghargaan agar budaya inovasi dapat terus berkembang.

 

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik (BPS). (2024). Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2024. Bangka Belitung: BPS.

BKPSDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (2024). Laporan Tahunan Pengelolaan ASN di Bangka Belitung. Pangkalpinang: BKPSDM.

Emir, H. (2024). "Analisis Rasio ASN terhadap Penduduk di Indonesia." Jurnal Kebijakan Publik, 12(3), 45-58.

Kementerian PANRB. (2023). Laporan Core Values BerAKHLAK ASN 2023. Jakarta: KemenPANRB.

Prabowo, S., & Gibran, R. (2023). Asta Cita Pemerintahan 2045: Visi Indonesia Maju. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.

Davenport, T. H., & Prusak, L. (1998). Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press.

Knowles, M. S. (1980). The Modern Practice of Adult Education: From Pedagogy to Andragogy. Englewood Cliffs: Cambridge Adult Education.

Drucker, P. F. (1993). Post-Capitalist Society. New York: HarperBusiness.

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.

Penulis: 
Dr. Slamet Wahyudi, S.Pd., M.Si - Widyaiswara Ahli Madya
Sumber: 
BKPSDMD

Artikel

18/07/2017 | Abdul Sani, S.Pd.I - Widyaiswara Muda pada BKPSDMD Babel
441,074 kali dilihat
20/11/2017 | Syanti Gultom, A.Md - Dinas Koperasi, UKM
424,299 kali dilihat
07/11/2018 | Jimmy Arief Saud Parsaoran, S.T. - Prakom Pertama BKPSDMD
234,140 kali dilihat
31/08/2018 | Jimmy Arief Saud Parsaoran, S.T. - Prakom Pertama BKPSDMD
205,220 kali dilihat
07/12/2017 | Herru Hardiyansah, S.Kom. - Prakom Muda BKPSDMD
142,416 kali dilihat