Keberhasilan pelatihan yang diselenggarakan biasanya tergantung pada keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran mata pelatihan dinamika kelompok, karena mata pelatihan dinamika kelompok diberikan kepada peserta pelatihan sebelum mata-mata pelatihan lainnya. Selanjutnya tercapainya tujuan pembelajaran mata pelatihan dinamika kelompok sangat tergantung pada kepiawaian widyaiswara dalam memainkan peranannya dalam menyampaikan materi mata pelatihan dinamika kelompok tersebut.
Pengertian widyaiswara menurut asal katanya mempunyai arti pembawa kebenaran (widya artinya baik/benar dan iswara artinya suara). Sehingga diharapkan widyaiswara dapat menjadi kebenaran bagi para PNS, yaitu mengajarkan nilai-nilai yang luhur. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 42 tahun 2021 tentang jabatan fungsional widyaiswara dinyatakan bahwa “widyaiswara adalah PNS yang diberi tugas, tanggung-jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan penjaminan mutu pelatihan dalam rangka pengembangan kompetensi yang berkedudukan dilembaga penyelenggara pelatihan pada instansi pemerintah. Widyaiswara merupakan salah satu fasilitator yang menyampaikan materi mata pelatihan dalam pelatihan, dan salah satu mata pelatihan yang disampaikan oleh widyaiswara adalah mata pelatihan dinamika kelompok. Pengertian pelatihan menurut Dessler, adalah memberikan karyawan baru atau lama suatu keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka (Gary Dessler r, Human Resource Management, ,ed. Ke 7, terj. Benyamin, (Prentice Hall, Inc.,New Jersey, 1997).Jadi dari pengertian ini, bahwa pelatihan adalah upaya yang terencana untuk meningkatkan kinerja yang dipekerjakan padapekerjaan yang saat ini dipegang atau yang terkait dengannya.Hasil dari pelatihan adalah perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, atau perilaku tertentu.
Pada awal memasuki kegiatan pelatihan seorang peserta belum saling kenal mengenal dengan peserta, siapa yang memberikan materi pelatihan, siapa panitia penyelenggara, siapa pembimbing (misalnya pada pelatihan kepemimpinan administrasi peserta membuat laporan aksi perubahan dan pada pelatihan dasar CPNS peserta membuat laporan aktualisasi). Keadaan demikian karena umumnya peserta berasal dari tempat yang berbeda, dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan, pengetahuan, keterampilan, sikap serta perilaku yang juga berbeda. Sehingga pada saat itu suasana kaku, interaksi antar peserta belum baik. Disamping itu kehadiran peserta mengikuti pelatihan belum pasti pelatihan yang betul diinginkan, ada kemungkinan pelatihan yang diikuti karena hanya menjalankan tugas yang diberikan ataupun hanya memenuhi persyaratan saja.
Dengan diberikannya mata pelatihan dinamika kelompok peserta yang awalnya masih kaku, berlatar belakang berbeda-beda, mengikuti pelatihan bukan keinginan sendiri berkumpul dalam kelompok pelatihan akan tercipta hubungan yang akrab, hubungan antara peserta dengan panitia penyelenggara, widyaiswara terjalin dengan baik. Diantara peserta saling percaya mempercayai, saling terbuka, memiliki rasa tanggungjawab dan peserta merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari yang lainnya. Dengan terwujudnya situasi dan kondisi sebagaimana diatas merupakan syarat mutlak terciptanya proses pembelajaran pelatihan yang kondusif. Setelah pelatihan selesai peserta pelatihan diharapkan dapat menerapkan hal semacam ini dalam melaksanakan tugas ditempat peserta bekerja sehari-hari. Peserta mempunyai pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap yang dapat menciptakan suasana yang kondusif dan bekerjasama secara efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas lembaga tempat peserta bekerja.
Selain yang dikemukakan diatas bahwa diberikannya mata pelatihan dinamika kelompok adalah agar peserta pelatihan dapat membangun kelompok pembelajaran yang dinamis selama penyelenggaraan pelatihan. Dengan demikian jika pada waktu kegiatan pembelajaran telah terbentuk kelompok belajar dinamis, maka proses pembelajaran pelatihan selanjutnya berjalan dalam suasana menyenangkan, peserta bebas mengemukakan pendapat tidak tertekan, tidak ada rasa ketakutan dan kecemasan. Karena jika proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang mencekam, merasa dalam tekanan, tidak leluasa menyampaikan pendapat maka hasil yang diharapkan dari pembelajaran tidak akan optimal. Terwujudnya tujuan pembelajaran atau tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran mata pelatihan dinamika kelompok karena adanya kegiatan yang dilakukan oleh widyaiswara selama proses pembelajaran mata pelatihan dinamika kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh widyaiswara dalam memberikan mata pelatihan dinamika kelompok adalah sebagai berikut :
a. Berkenalan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyuruh peserta berkenalan
a.1. Memperkenalkan diri selaku selaku pengampu mata pelatihan
Mengawali proses pembelajaran dinamika kelompok seorang widyaiswara haruslah memperkenalkan dirinya dengan peserta pelatihan sehingga interaksi pembelajaran akan terjalin dengan baik dan lancar.Kemudian memperkenalkan nama-nama widyaiswara yang mengampu mata pelatihan berikutnya.Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah menyampaikan nama-nama panitia penyelenggara. Dengan peserta mengenal widyaiswara dan panitia penyelenggara, maka peserta merasakan bahwa pelatihan yang diikuti memang benar-benar diselenggarakan dengan manajemen yang baik.
a.2. Menyampaikan deskripsi singkat mata pelatihan, tujuan pembelajaran, indikator hasil belajar, dan materi-materi mata pelatihan dinamika kelompok. Deskripsi singkat, tujuan pembelajaran, indikator hasil belajar dan materi-materi dinamika kelompok disampaikan kepada peserta pelatihan sehingga peserta benar-benar paham tentang mata pelatihan dinamika kelompok sehingga merekan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sampai selesai.
a.3. Memfasilitasi peserta untuk berkenalan antara peserta pelatihan
Kegiatan memfasilitasi peserta dalam memperkenalkan diri dengan menerapkan permainan. Tentunya widyaiswara dapat memilih cara yang paling efektif dalam memfasilitasi peserta dalam berkenalan. Cara-cara berkenalan dapatdiciptakan oleh widyaiswara atau dapat dicontoh dari video perkenalan di youtube ataupun literatur lainnya.Semakin banyak poin-poin yang dikenalkan oleh peserta maka peserta dapat mengenal lebih dekat dengan peserta lain. Dengan kenalnya peserta khususnya kenal dengan sesama peserta maka selama proses pembelajaran pelatihan akan berjalan dengan akrab dan menyenangkan, pelatihan yang jangka waktunya lama tidak membosankan. Diharapkan selesai mengikuti pembelajaran mata pelatihan dinamika kelompok, peserta dapat mengenali peserta pelatihan lainnya, minimal nama, jabatan dan tempat peserta bertugas.
b. Melaksanakan bina suasana
Bina suasana atau juga dikenal dengan istilahpencairan kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta memulai pelajaran. Dengan adanyakegiatanbina suasana inimencairkan suasana agar terjadi hubungan baik, akrab, menyenangkan antara peserta dengan fasilitator.Karena pentingnya bina suasana ini makaperlu dilakukan olehseorang widyaiswara. Apabilakegiatan ini tidakdilakukan maka pembelajaran akan menoton bahkanmembosankan sehingga tujuanyang pembelajaran pelatihanyang diharapkan tidak mungkinakan tercapai. Kegiatan bina suasana denganmenerapkan permainan (ice breaking).Banyak model permainanyangdapatdigunakan oleh widyaiswara yang diperoleh dari literatur maupun video-videodi media sosial. Permainan(ice breaking) yang ditetapkan oleh widyaiswara adalah permainan yang mendukungpencapaian tujuan pembelajaran dan bukan permainan yang hanyamenghabiskan waktu saja. Oleh karenaitu setelah permainandilakukan maka seorang widyaiswara dapat menjelaskan makna atau filosofipermainan tersebut.
c. Merumuskan harapan terhadap pelatihan
Selanjutnya widyaiswaramemfasilitasipeserta dalam merumuskan harapan terhadap pelatihan yang diikuti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh widyaiswara adalah sebagai berikut :Widyaiswara membagi peserta dalam kelompok kecil 5 sampai 6 peserta, kemudianmenjelaskan penugasan dari kelompok kecil tersebut adalah (Modul mata pelatihanBuilding Learning, 2020) adalah sebagai berikut:
- Masing-masing kelompok menentukan harapan terhadap pelatihan dan juga menentukan kekhawatiran dalam dalam mencapai harapan tersebut, diawali secara individu, kemudian hasil setiap individu dibahas dandilakukan kesepakatan sehingga menjadi harapan kelompok.
- Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi, peserta lainnya diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan.
- Memandu peserta untuk membahas harapan dan kekhawatiran dari setiap kelompok sehingga menjadi harapan kelas yang disepakati bersama.
- Berdasarkan harapan kelas yang telah disepakati kemudian widyaiswara memandu peserta untuk merumuskan komitmen belajar.
d. Merumuskan Komitmen Belajar
Proses dinamikakelompokterjadi karena adanyaindividu sebagai pribadi yangmasuk dalam suatu kelompok. Artinyayangpada awalnya peserta sebagai pribadi peroranganakan masuk dalam kelompok. Kelompok Pesertapelatihan sebagaimana dijelaskan diatas adalah berlatar belakang berbeda misalnyapendidikan, tugasdan fungsiberbeda, usia, asal daerah dan lain sebagainya.Untuk terciptanyakesamaan dari perbedaan-perbedaan latar belakang pesertasebagaimana yang dikemukakan diatas makawidyaiswaramemfasilitasi agar peserta pelatihan menetapkan komitmen belajar. Adapun menurut (Modul BLC, 2020) komitmen belajardiartikansebagai janjiatau kesanggupan untukmelakukan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu dalam proses belajar. Misalnyabelajar dengan disiplin dan sungguh-sungguh sertatidak melakukan bolosdalam proses pembelajaran.
Jadi secara singkatkomitmen belajar adalah peraturan-peraturanyang ditetapkan bersama oleh peserta pelatihan selama kegiatan pelatihan berupayang bisa/harus dilakukan dan larangan yang harus ditinggalkan/tidakboleh dilaksanakan peserta pelatihan. Padawaktu pembuatan komitmen belajar ini widyaiswaramengamati dan memberikan masukan-masukan. Komitmen belajar yang dibuat didiskusikan bersama peserta kemudian disepakati untuk menjadi komitmen belajar sampai pelatihan berakhir. Disamping widyaiswara memandupesertamenetapkan komitmen belajar widayaiwarapun memandumerumuskan sanksi bagi perserta yang melanggar komitmen belajar tersebut.
e. Membentuk kepengurusan kelas
Kegiatan pelatihan biasanya membutuhkan waktu lebih dari 10 jam pelajaran. 1 jam pelajaran pada umumnya dihitung selama 45 menit. Peserta pelatihan selama mengikuti pelatihan merupakan satu kelompok. Dalam setiap kelompok ada kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta pelatihan. Oleh karena itu kelompokpelatihan ini harus dibentuk kepengurusan kelas. Untuk membentuk kepengurusan kelas ini tentunya perlu peran petunjuk dari fasilitator/widyaiswara agar terarah. Adapun susunan kepengurusan kelas yang dibentuk diserahkan kepada peserta, dan untuk memilih siapa yang tepat duduk dipengurusan kelas adalah hasil dari diskusi peserta, apakah dengan cara aklamasi (kesepakatan) atau dengan cara pemilihan tertutup. Itu semua diserahkan kepada peserta pelatihan.Peserta dapat memilih peserta yang masuk dalam kepengurusan kelas misalnya dilihat dari pengamatan peserta selama pembelajaran dinamika kelompok. Kepengurusan yang mutlak dipenuhi yaitu adanya ketua, wakil ketua, sekretaris bendahara. Selanjutnya bisa ditambah dengan seksi-seksi. Misalnya seksi penghubung antara peserta dengan widyaiswara atau panitia penyelenggara dan seksi pengelolaan peserta. Dengan dibentuknya kepengurusan kelas maka manajemen kelas pelatihan dapat terlaksana dengan baik, dan secara tidak langsung memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kepada peserta dalam berorganisasi.
f. Menyusun jadwal kegiatan selama pelaksanaan pelatihan
Setelah dibentuknya kepengurusan kelas yaitu ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi lainnya, maka selanjutny peserta menyusun jadwal kegiatan. Widyaiswara memberikan masukan untuk penyusunan jadwal kegiatan tersebut. Semua peserta pelatihan dilibatkan melaksanakan tugas selama pelatihan berlangsung. Adapun kegiatan yang disusun misalnya Kegiatan sebelum pembelajaran berlangsung, kegiatan ketika pembelajaran berlangsung dan kegiatan selesai pembelajaran. Kegiatan sebelum pembelajaran berlangsung misalnya Melaporkan kepada fasilitator tentang jumlah peserta yang hadir,Mengucapkan komitmen belajar. Berdoa sebelum belajar. Kegiatan pada waktu pembelajaran, misalnya menghubungi widyaiswara/panitia penyelenggara, mempersiapkan perlengkapan belajar dan menyampaikan tugas yang diberikan oleh widyaiswara. Kegiatan setelah pembelajaran, misalnya membaca doa, melapor selesai mengikuti pembelajaran serta membuat jurnalpembelajaran (journal learning). Jadwal harian selama pelatihan berlangsung disusun oleh sekretaris dan disampaikan kepada seluruh peserta pelatihan.
g. Memberikan penilaian terhadap aspek-aspek dinamika kelompok
Selama prosespembelajaran widyaiswara mengamati peserta pelatihan dalam berdinamika kelompok untuk memberikan penilaian. Cara penilaian menggunakan skalapenilaian multi dari baik sekali (BS), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan kurang sekali (KS). Sebagaimana yang dimuatdalam modul dinamika kelompok yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara tahun 2014 menyatakan bahwa aspek-aspek penilaian dinamika kelompok adalah :
- Pengenalan terhadap diri sendiri
- Pengenalan terhadap orang lain
- Keterbukaan, mau mendengarkan orang lain, terbuka terhadap pendapat dan saran-orang lain.
- Disiplin dan memiliki rasa tanggung-jawab besar
- Secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam dinamika kelompok
- Lancar berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya.
- Mampu bekerjasama dengan orang lain dan mampu bekerja dalam tim (team works)
- Mau dan bersedia menghargai pikiran dan pendapat orang lain.
- Mampu mengendalikan diri.
- Mampu serta bersedia untuk menerima balikan (feed back) dari kolega, atasan ataupun bawahan.
Widyaiswara sebagai penilaiaspek-aspek pesertayang berdinamika kelompokhanya memberi tanda check (v)pada kolomyang sesuaidengan kenyataan hasil pengamatan. Hasil penilaiandinamikakelompokbersamadaftarsusunanpengurus kelas diserahkan oleh widyaiswara kepada ketua penyelenggara pelatihan.
Demikian beberapa kegiatan yang dilakukan oleh widyaiwara sebagai pengajar mata pelatihan dinamika kelompok pada kegiatan pelatihan. Dengan menerapkan kegiatan-kegiatan tersebut makadiharapkan tercapaianya tujuanpembelajaran mata pelatihandinamika kelompok dandiharapkan juga tercapainya tujuandilaksanakannya kegiatan pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Gary Dessler r, Human Resource Management, ,ed. Ke 7, terj. Benyamin, (Prentice Hall, Inc.,New Jersey,1997).
Keputusan kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 14/K.1/PDP.07/2022 tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Kementerian Kesehatan, 2020, Modul MP-1 (Building Learning Commitment (BLC).
Lembaga Administrasi Negara, 2014. Modul Dinamika Kelompok.
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 42 tahun 2021 tentang jabatan fungsional widyaiswara.
- 858 reads