Dinamika Generasi ASN dalam Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Abstrak

Perubahan komposisi generasi dalam tubuh Aparatur Sipil Negara (ASN) membawa implikasi terhadap cara nilai-nilai Pancasila dipahami dan diimplementasikan dalam perilaku kerja. Artikel ini bertujuan menyajikan hasil kajian empiris mengenai pengaruh pemahaman Pancasila, literasi digital, dan motivasi kerja terhadap gaya kerja ASN sebagai representasi implementasi nilai Pancasila dalam konteks dinamika generasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei terhadap 63 ASN dengan skala Likert 1–5. Analisis dilakukan menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman Pancasila dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap gaya kerja ASN, sedangkan literasi digital tidak berpengaruh signifikan. Motivasi kerja merupakan faktor paling dominan. Temuan ini menunjukkan bahwa di tengah dinamika generasi dan transformasi digital, internalisasi nilai dan dorongan intrinsik tetap menjadi kunci implementasi nilai-nilai Pancasila dalam gaya kerja ASN.

Kata kunci: ASN, Pancasila, generasi, dan gaya kerja

Pendahuluan

Aparatur Sipil Negara (ASN) memegang peran strategis sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat, serta perekat dan pemersatu bangsa (UU No. 20 Tahun 2023 tentang ASN Pasal 9). Peran tersebut menuntut ASN tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki landasan nilai yang kuat, khususnya nilai-nilai Pancasila. Dalam beberapa tahun terakhir, birokrasi Indonesia dihadapkan pada dinamika generasi yang semakin beragam, ditandai dengan masuknya generasi muda yang memiliki karakteristik, orientasi kerja, dan relasi dengan teknologi yang berbeda dari generasi sebelumnya.Berdasarkan data ASN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Bulan November 2025, terdapat 6744 ASN dengan komposisi Generasi Baby Boomers kelahiran tahun 1946 – 1964 sebanyak 5 (0,07%), Generasi X kelahiran tahun 1965 – 1980 sebanyak 2705 (40,11%); Generasi Y kelahiran tahun 1981 – 1996 kelahiran tahun 1981 – 1996 sebanyak 3636 (53,91%) dan Generasi Z kelahiran tahun 1997 – 2012 sebanyak 398 (5,90%). Hal ini menunjukkan dominasi ASN Pemerintah Provnis Kepulauan Bangka Belitung saat ini berusia antara 29 – 60 tahun, dalam 5-10 tahun yang akan datang, mayoritas ASN di Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Generasi Y dan Z.

Perubahan komposisi generasi ini beriringan dengan agenda transformasi birokrasi dan digitalisasi pemerintahan. Literasi digital menjadi tuntutan dasar bagi ASN, sementara di sisi lain negara tetap menegaskan pentingnya nilai ideologis dan etika publik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara menegaskan bahwa ASN harus berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Republik Indonesia, 2023).

Dalam konteks tersebut, muncul pertanyaan penting: faktor apa yang secara nyata memengaruhi gaya kerja ASN sebagai wujud implementasi nilai-nilai Pancasila di tengah dinamika generasi? Artikel ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan menganalisis pengaruh pemahaman Pancasila, literasi digital, dan motivasi kerja terhadap gaya kerja ASN.

Landasan Teoretis dan Kerangka Regulasi

Nilai Pancasila dan Etika Kerja ASN

Pancasila merupakan sistem nilai yang bersifat fundamental dan normatif bagi penyelenggaraan negara. Kaelan (2016) menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila harus diinternalisasikan dan diwujudkan dalam tindakan nyata aparatur negara. Dalam perspektif administrasi publik, Dwiyanto (2011) menyatakan bahwa kualitas birokrasi sangat ditentukan oleh sistem nilai yang dianut oleh aparaturnya.

Motivasi Kerja dalam Sektor Publik

Teori motivasi klasik, seperti hierarki kebutuhan Maslow (1943) dan teori dua faktor Herzberg et al. (1959), menempatkan motivasi intrinsik sebagai pendorong utama perilaku kerja. Dalam sektor publik, Perry dan Wise (1990) mengembangkan konsep public service motivation yang menekankan dorongan pengabdian dan nilai sosial sebagai determinan perilaku aparatur negara.

Literasi Digital dan Transformasi Birokrasi

Literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan memanfaatkan teknologi digital secara efektif (Gilster, 1997). OECD (2020) menempatkan literasi digital sebagai prasyarat penting dalam transformasi pemerintahan digital. Namun, Van Laar et al. (2017) menegaskan bahwa keterampilan digital bersifat instrumental dan tidak selalu berdampak langsung pada perilaku kerja tanpa dukungan nilai dan motivasi.

Dimensi Generasi dalam Birokrasi

Mannheim (1952) menjelaskan bahwa generasi dibentuk oleh pengalaman historis yang memengaruhi pola pikir dan perilaku. Dalam birokrasi modern, perbedaan generasi memengaruhi orientasi kerja dan sikap terhadap nilai organisasi (Twenge, 2010). Denhardt dan Denhardt (2015) menekankan pentingnya penguatan nilai pelayanan publik lintas generasi.

Kerangka Regulasi Nasional

Nilai-nilai Pancasila dioperasionalkan dalam birokrasi melalui Core Values ASN BerAKHLAK yang ditetapkan melalui Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021. Nilai BerAKHLAK—Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif—menjadi pedoman perilaku kerja ASN lintas instansi (Kementerian PANRB, 2021).

Metode

Artikel ini berbasis pada penelitian kuantitatif dengan metode survei terhadap 63 ASN. Instrumen penelitian menggunakan skala Likert 1–5. Variabel penelitian meliputi pemahaman Pancasila (X1) yang terdiri dari dimensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Integritas, Nasionalisme, Gotong Royong, Profesionalisme, Ketaatan Hukum;literasi digital (X2), motivasi kerja (X3), dan gaya kerja (Y). Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda.

Hasil Penelitian

Statistik Deskriptif

Tabel 1. Rata-Rata Pemahaman Pancasila per Generasi ASN

Tabel 1. Statistik Deskriptif VariabelTabel ini menunjukkan bahwa seluruh variabel berada pada kategori tinggi.

Hasil Regresi Linear Berganda

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Nilai Adjusted R Square sebesar 0.743 menunjukkan bahwa 74,3% variasi gaya kerja dapat dijelaskan oleh ketiga variabel tersebut. Adapun persamaan regresi adalah

Y=0.470+0.319X1​−0.017X2​+0.612X3​

 

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman Pancasila berpengaruh positif dan signifikan terhadap gaya kerja ASN. Temuan ini menegaskan bahwa nilai ideologis tetap relevan dalam membentuk perilaku kerja lintas generasi. ASN yang memiliki pemahaman Pancasila yang baik cenderung menunjukkan gaya kerja yang lebih bertanggung jawab dan berorientasi pelayanan.

Literasi digital tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap gaya kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam konteks generasi ASN saat ini, literasi digital telah menjadi kompetensi dasar yang bersifat instrumental. Temuan ini sejalan dengan pandangan bahwa transformasi digital tidak otomatis membentuk etika dan gaya kerja tanpa dukungan nilai dan motivasi.

Motivasi kerja menjadi faktor paling dominan dalam memengaruhi gaya kerja ASN. Dorongan intrinsik berperan sebagai penggerak utama yang menjembatani nilai Pancasila dan implementasinya dalam praktik kerja. Dalam konteks kebijakan ASN, temuan ini memperkuat pentingnya penguatan motivasi dan internalisasi nilai BerAKHLAK.


Implikasi dan Penutup

Artikel ini menunjukkan bahwa dinamika generasi dalam ASN tidak menggeser peran sentral nilai-nilai Pancasila. Di tengah tuntutan digitalisasi dan perubahan karakter generasi, pemahaman nilai dan motivasi kerja tetap menjadi fondasi utama gaya kerja ASN. Oleh karena itu, strategi pembinaan ASN perlu menekankan penguatan nilai Pancasila dan motivasi kerja lintas generasi, sejalan dengan UU ASN dan core values BerAKHLAK.


Daftar Pustaka

Denhardt, J. V., & Denhardt, R. B. (2015). The new public service: Serving, not steering (4th ed.). Routledge.

Dwiyanto, A. (2011). Manajemen pelayanan publik: Peduli, inklusif, dan kolaboratif. Gadjah Mada University Press.

Gilster, P. (1997). Digital literacy. Wiley Computer Publishing.

Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, B. (1959). The motivation to work. John Wiley & Sons.

Kaelan. (2016). Pendidikan Pancasila. Paradigma.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2021). Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values ASN BerAKHLAK dan Employer Branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.

Mannheim, K. (1952). Essays on the sociology of knowledge. Routledge & Kegan Paul.

Maslow, A. H. (1943). A theory of human motivation. Psychological Review, 50(4), 370–396.

OECD. (2020). Digital government index 2019. OECD Publishing.

Perry, J. L., & Wise, L. R. (1990). The motivational bases of public service. Public Administration Review, 50(3), 367–373.

Republik Indonesia. (2023). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.

Twenge, J. M. (2010). A review of the empirical evidence on generational differences in work attitudes. Journal of Business and Psychology, 25(2), 201–210.

Van Laar, E., Van Deursen, A. J. A. M., Van Dijk, J. A. G. M., & De Haan, J. (2017). The relation between 21st-century skills and digital skills. Computers in Human Behavior, 72, 577–588.

Penulis: 
Dr. Slamet Wahyudi, S.Pd., M.Si - Widyaiswara Ahli Madya
Sumber: 
BKPSDMD

Artikel

20/11/2017 | Syanti Gultom, A.Md - Dinas Koperasi, UKM
473,121 kali dilihat
18/07/2017 | Abdul Sani, S.Pd.I - Widyaiswara Muda pada BKPSDMD Babel
447,894 kali dilihat
07/11/2018 | Jimmy Arief Saud Parsaoran, S.T. - Prakom Pertama BKPSDMD
235,788 kali dilihat
31/08/2018 | Jimmy Arief Saud Parsaoran, S.T. - Prakom Pertama BKPSDMD
206,343 kali dilihat
07/12/2017 | Herru Hardiyansah, S.Kom. - Prakom Muda BKPSDMD
144,618 kali dilihat