Apa itu Team Teaching ( Pengajaran beregu )
Secara umumdikatakan merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran interaktif yang dilaksanakan oleh 2-4 orang bertindak sebagai fasilitator dalam diklat, yang saling bekerjasama dalam menyusun rencana pembelajaran,pembagian tugas dan tanggungjawab,pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran secara jelas, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas materi diklat dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih kondusif.Setiap permasalahan yang muncul akan diatasi secara bersama-sama dimana munculnya niat untuk saling melengkapi mengatasi kekurangan yang ada dalam materi yang disampaikan para fasilitator ( widyaiswara )
Tuntutan untuk memperbaiki mutu pengajaran dalam menangani kediklatan harus disesuaikan dengan area perubahan yang dijalankan akan tepat sasaran. Kejenuhan terhadap topik yang disajikan mudah terhindari mengingat model sangat variatif, ini harus terus berkelanjutan dalam memberikan pelayanan pembelajaran yang berdinamika tidak monoton namun menyenangkan peserta.Definisi yang dijelaskan oleh Martiningsih (2007) bahwa, “Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metodemengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing - masingmempunyai tugas.QuinndanKanter, mengartikan Team Teaching (tim mengajar)sebagai “Bekerja antara dua tim instruktur yang berkualitas, bersama-sama, dalam membuat presentasi”.Sedangkan definisi Team Teaching menurutAhmadidanPrasetya,bahwa Team Teaching (pengajaran beregu) adalah suatu pengajaran yangdilaksanakan bersama oleh beberapa orang.
Menurut PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA Team Teaching adalah kegiatan tatap muka pada satu mata diklat yang melibatkan 2 (dua) sampai 3 (tiga) orang Widyaiswara yang ditentukan dalam kompetensi dasar, dan indikator keberhasilan untuk tiap mata diklatnya dengan mempertimbangkan aspek kompetensi yang ingin dicapai, materi diklat, jumlah peserta beserta metode pembelajarannya dengan waktu paling sedikit 10 JP yang memerlukan pendalaman dalam bentuk perkonsultasian. Dalam perka ini menyebutkan antara lain :
- Bahan Tayang yang digunakan dalam Team Teaching , angka kreditnya dibagi sejumlah Widyaiswara yang melaksanakan kegiatan tersebut.
- Bagi kegiatan yang sifatnya Team Teaching maka harus melampirkan juga : Kurikulum Diklat (kompetensi dasar, dan indikator keberhasilan untuk tiap mata diklatnya) dan /atau modul Diklat yang menyebutkan ketentuan bahwa kegiatan tatap muka harus dilaksanakan secara Team Teaching dengan menjelaskan alasannya.
- Soal Ujian Diklat yang digunakan dalam Team Teaching , angka kreditnya dibagi sejumlah Widyaiswara yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Dalam PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 23TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PELATIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN / TRAINING OF FACILITATORBAB IXPENGAJAR menyebutkan pada ayat 2 dan 3 yaitu :
( 2 ) Pelibatan pengajar pada Pelatihan Penerapan Kebijakan /Training Of Facilitator dapat bersifat tunggal maupun Team Teaching .(3) Penetapan pelibatan pengajar Team Teachingmempertimbangkan tuntutan substansi mata pelatihan.
.Manfaat menggunakanTeam Teaching
Hal ini dilakukan lebih memungkinkan fasilitator ( widyaiswara ) memiliki suatu perubahan dan perbaikan terhadap pembelajaran yang diampu dibandingkan jika mengajar sendiri, kemudian tentu akan meningkatkan kebutuhan widyaiswara untuk berkolaborasi mengingat adanya perkembangan teknologi pembelajaran dalam arti kata saling mengisi satu sama lain secara bersamaan.
Selain hal di atas juga memberikan manfaat meningkatnya kompetensi diri dari pengajar karena pembelajaran yang interaktif / berdinamika, saling mengisi materi/peran berkelanjutan dan adanya satu kesatuan pemahaman dari patner team teaching. Pembagian tugas dan tanggungjawab terencana dengan baik karena biasanya sudah disepakati lebih dahulu sebelum mengajar.Team Teaching bermanfaat untuk memberikan pelayanan pengajaran yang variatif. Sistem ini dilakukan dengan cara menugaskan dua widyaiswara untuk mengajar satu mata diklatterhadap peserta dalam satu kelas salah satu bertindak sebagai koordinator.
Perlunya Team Teaching
Berbagi tugas dalam kebersamaan dengan teman sesama widyaiswara sebagai fasilitator adalah suatu kebahagian tersendiri, berpadu dalam kemampuan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki masing-masing individu membuahkan karya mengajar yang luar biasa sebagai daya tarik tersendiri untuk disimak dan dibudayakan. Strategi penyampaian bahan ajar akan lebih unggul bila diimplementasikan secara maksimal saling mengisi satu sama lain dalam satu kesatuan materi di dalam diklat.
Team Teaching bisa dijadikan alternatif untuk mengatasi permasalahan yang ada, melibatkan dua orang atau lebih widyaiswara masing-masing saling melengkapi dengan pembagian tugas yang seimbang dan mengatasi permasalahan secara bersama-sama.Fasilitator secara bersama menyusun perencanaan pembelajaran mengajar tentang materi yang sama untuk disampaikan dalam waktu bersamaan.kemudian memberikan bahan ajar bergantian tapi hadir bersama secara berurutan selama proses pembelajaran.Team Teaching diperlukan seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan perubahan pola mengajar yang semakin canggih, widyaiswara akan saling mendukung dan memberikan bahan.
Tumbuhnya rasa kebersamaan
Perbedaanlatar belakang etnik, pendidikan, wawasan serta pengalaman berpadu menjadi satu kesatuan membaur menetapkan sebuah pengabdian untuk saling berbagi sesama wi untuk berunjuk kemampuan dalam memberikan perubahan sejati tanpa memandang berapa dan apa bagian saya nantinya inilah menjadi inti filosofi team teaching penulis kembangkan. Tumbuhnya rasa kebersamaan harus dilestarikan secara berkelanjutan, meskipun dianggap tidak mutlak walaupun demikian di saat sekarang zaman bergulir begitu cepat manusia memunculkan sikap individual yang melupakan orang lain karena materi semata.
Fakta di lapangan membuktikan bahwa kebersamaan bukanlah kata tapi jiwa yang terasa dalam sanubari setiap individu, kebersamaan bukan hanya curahan tetapi adalah suatu jawaban yang syarat akan makna, keajaiban dan kekuatan, kebersamaan bukan mata tapi telinga siap mendengar kadang tak seksama, kebersamaan bukan kaki tapi tangan selalu merangkul dalam kehangatan, kebersamaan bukan hujan tapi pelangi mengindahkan pribadi ketika turunnya air mata, kebersamaan takkan selamanya hadir, akan ada akhir dalam bila tak dilestarikan dengan baik dalam kehidupan setiap widyaiswara BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan akan menjadi memori ketika menikmati purna bakti.Timbulnya rasa persaingan di antara widyaiswara merupakan fenomena psikologis akibat ada stimulus dari luar. Secara sugestif rasa tersebut tumbuh pada seseorang untuk menunjukkan identitas dirinya. Dalam prakteknya, proses tumbuhnya rasa persaingan bisa sembunyi-sembunyi dan bisa terang-terangan. Apapun bentuknya, rasa persaingan tidaklah harus menjadikan widyaiswara angkuh kalau menjadi “pesaing unggul” dan merasa rendah diri kalau dia menjadi “pecundang”. Kedua perilaku itu sama-sama buruknya karena akan berakibat munculnya perilaku eksklusif dan kontra produktif. Kemudian kerjasama dengan sesama rekan widyaiswara lain akan terhambat.
Pandangan pemahaman kebersamaan menurut ajaran Islam.
Kebersamaan menurut Islam bahwa manusia dalam hidupnya tidak bisa lepas dari orang lain yang ada di sekitar kita ketika mengabdi sebagai mahluk ciptaan allah. Bergaul dengan orang lain menjadi fitrah dan kebutuhan dasar manusia sebagai mahluk sosial. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus menjalin hubungan dengan sesamanya. Kehadiran orang lain adalah suatu keharusan karena manusia tidak bisa hidup sendiri saling mengisi satu sama lain.
Menyadari hal diatas, dalam menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, manusia harus menjunjung tinggi prinsip simbiosis mutualisme(hubungan yang saling menguntungkan). Dan hubungan yang semata-mata hanya untuk memperoleh ridho Allah SWT. Bukan hanya untuk tujuan tetentu yang hanya menguntungkan diri sendiri. Karena bila demikian, ikatan tersebut tidakakan kekal. Persahabatan itu akan hilang seiring tercapainya tujuan yang diinginkannya. Sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Sesungguhnya siapa saja yang senang kepadamu karena adanya keinginan, maka ia akan berpaling darimu jika telah tercapai keinginannya”. Nabi Muhammad SAW pernah mengibaratkan ikatan persahabatan antar dua orang muslim dengan kedua belah tangan. Beliau tidak memakai perumpamaan lain karena jalinan hubungan antar kedua tangan sangat cocok untuk dijadikan ibarat dalam menjalani hubungan sesama manusia. Kita bisa melihat bagaimana kedua belah tangan saling membantu satu sama lain dalam usaha menggapai tujuan, keduanya bersatu padu dalam mewujudkan tujuan, keduanya melebur menjadi satu untuk mencapai tujuan yang sama.
Jalinan persahabatan manusia akan lebih indah seandainya dilandasi dengan semangat kerjasama sebagaimana kedua belah tangan. Menjaga budaya senantiasa saling bahu-membahu untuk mencapai sesuatu secara bersama-sama. Menanggung bersama setiap kesedihan yang menimpa. Dan setiap kebahagiaan akan selalu dinikmati bersama. Dalam situasi dan kondisi apapun jalinan kerjasama terus berlanjut. Saling membantu saat dibutuhkan walau tanpa diminta serta saling menjaga rahasia dan aib. Bersabda, “Paling utamanya amal baik ialah memberi kegembiraan kepada saudaramu yang beriman”. (HR. Ibnu Abi Dunya). Selain itu, seseorang dalam bergaul juga dituntut untuk selalu menampakkan wajah ceria. Mengucapkan salam jika bertemu, memaafkan bila terjadi kekeliruan, saling memberi nasihat. Sama-sama mendo’akan karena do’a seseorang untuk temannya mudah terkabulkan. (HR. Muslim). Dan yang paling sulit adalah saling mengorbankan harta benda yang dimilki. Imam Al-Ghazaali membagi 3 (tiga) jenis sikap manusia dalam memberikan pengorbanan terhadap orang lain. Pertama, memposisikan teman sebagaimana hamba sahaya atau budak. Dalam arti selalu memenuhi kebutuhannya meskipun tanpa diminta. Kedua, memposisikannya seperti diri sendiri. Sehingga apa yang dimilki rela untuk digunakan bersama. Ketiga, tingkatan tertinggi dalam pengorbanan tertinggi dalam pengorbanan yaitu selalu mengutamakan kepentingannya dari pada kepentingan sendiri.
Penerapan di BKPSDMD
Penulis dan sahabat saya Pak Deddi Hartadi adalah pelopor pertama adanya Team Teaching dimulai dari keperihatinan dan kepedulian sesama widyaiswara untuk mau berbagi dalam JP ( jam pelajaran ) kemudian mendedikasikan 2 gaya yang berbeda dalam satu rumpun mata diklat yang sama. Inilah dinamika yang mestinya digalakkan di OPD ini agar kebersamaan sesama abdi negara berlangsung langgeng terhindar dari munculnya kekhawatiran konflik murahan. Di daerah lain hal ini telah lama di berlakukan sehingga kelihatan menarik sekali inilah yang ditiru sebaiknya sebagai jalan keluar agar setiap widyaiswara kebagian tugas dan mengaplikasikannya di tempat mengajar.
Suasana menyenangkan biasanya tergambarkan di wajah peserta diklat karena fasilitator mempunyai jurus jitu dengan strategi mengajar yang handal membuat mereka tidak pasif sehingga suasana kelas menjadi hidup dan berkualitas. Pesimistis antara fasilitator dan peserta terhindarkan secara baik karena materi disampaikan akan mudah diserap sesuai harapan. Tuntutan profesionalisme terhadap sang widyaiswara tertantang di pundak meminta partisipasi untuk mengembangkan diri, solusi kebuntuan ide dapat dihindari maka muncullah yang namanya inovasi terhadap kebutuhan pembangunan di masa sekarang yang dikenal dengan zaman Now.
Mengimplementasikan model-model baru tentu saja akan membuktikan keunggulan sejati melalui kajian terlebih dahulu betapa pentingnya metode Team Teaching diterapkan karena memberikan nilai tambah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan menarik. Model Team Teaching yang dikembangkan oleh penulis untuk saat ini adalah Team teaching tradisional dimana melibatkan dua orang fasilitator atau lebih yang bekerjasama dalam perencanaan, pembagian tugas, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran suatu mata diklat. Penulis dan Pak Deddi saling berkontribusi dan berusaha membangun team work yang solid untuk menyatukan bahan ajar dan menyampaikannya dengan semeriah mungkin dan menarik, yang berdampak peserta tidak sempat tidur di dalam kelas.Team Teaching kami biasanya menggunkan proses pembelajaran antara laintraditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Kelas dibuat dengan suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di luar kelas tidak harus di dalam ruang kelas. Penulis dapat merasakan keunggulan adanya Team Teaching dalam menjalankan aktifitas mengajar senada dikatakan para ahli seperti menurut Burden&Byrd, ada beberapa keuntungan dari metodeTeam Teaching ini, yaitu: (1) Kelompok dapat
saling melengkapi bakat atau keahlian dari tiap anggota tim. Karena setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Maka idealnya, satu anggota yang lain dalam sebuah tim dalam melengkapi kelemahan dari seorang individu lainnya.
(2) Team Teaching dapat meningkatkan manajemen/ pengaturan ruang kelas. Pada akhirnya, suatu kelompok dapat menjaga “ colleality ” diantara para guru dengan senantiasa memberikan dukungan dan “ encouragement ” setiap anggota kelompok lainnya.
Dampak terhadap BKPSDMD
- Menciptakan suasana kelas yang menarik
- Memberikan nuansa berbeda dan daya tarik terhadap peserta untuk belajar
- Melibatkan widyaiswara yang lain diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara widyaiswara sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.
- Lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang wi atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
- Menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang wi di dalam satu kelas, maka masing-masing peserta mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat wi semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di kelas.
- Menjalin komunikasi yang intensif antar wi, Apabila team-teaching ini terdiri wi senior dan yunior, maka wiyang berpengalaman dapat membagi pengalamannya kepada wiyunior dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi wiyunior yang baru dalam menjalankan tugasnya
- Melakukan evaluasi secara bersama-sama
Keengganan
Kadangkala setiap individu wi mempunyai berbagai alasan tersendiri untuk engganan membentuk Team Teaching dalam mengajar mata diklat yang diampunya meskipun ada kesamaan dalam mata kelompok ajar. Risih atau kurang nyaman adanya orang lain yang berperan serta di dalam kelas untuk berbicara kepada peserta selain itu ada ketabuan dan kekakuan adanya Perka LAN yang didefinisikan secara kaku minimal 10 JP, padahal ada solusi misalnya salah satu wi mendapatkan koin dan satunya lagi poin disinilah letak kebersamaan itu kalau mau ditumbuhkembangkan.
“Setiap kisah kebersamaan dengan sahabat adalah kisah yang membuatmu tersenyum saat anda mengingatnya di hari tua.”Kata-kata ini menginspirasi penulis untuk berbuat lebih awal,uang bukanlah semata memuaskan diri sebagai fasilitator namun kebersamaan yang tumbuh dari hati nurani akan abadi sampai ketika pensiun sesuai harapan rohnya perjuangan Bangka Belitung sebagai bumi “ Serumpun Sebalai” harapan semua masyarakat.Jika ada kemauan untuk berbagi semua bisa diselesaikan dengan “HATI” tidak ada kata wi kebagian jp sedikit yang lain banyak semua tersenyum dengan manis.
- 3281 reads