PANGKALPINANG - Kekhawatiran menjalani masa pensiun mungkin masih dialami oleh sebagian Pegawai Negeri Sipil (PNS). Rutinitas pekerjaan dalam dunia birokrasi tentunya akan sangat berbeda dengan keseharian saat pensiun. Bahkan, sebagian PNS harus mencari alternatif kegiatan agar tetap produktif sekaligus menghasilkan.
Hal ini tak lepas dari peran Widyaiswara sebagai guru bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN). Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah (BKPSDMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai tempat bernaungnya para Widyaiswara, terus melakukan upaya dalam rangka menciptakan ASN BerAKHLAK yang memiliki sikap "Adaptif" terhadap berbagai kondisi dan situasi yang ada, termasuk dalam menghadapi masa pensiun. Seperti yang dilakukan oleh 13 Widyaiswara melalui kegiatan "Widyaiswara Belajar-mengajar" di Desa Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka, Rabu (6/11/2024) lalu.
Kegiatan "Widyaiswara Belajar-mengajar" merupakan salah satu program kegiatan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan realisasi Kegiatan Tambahan dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagian Widyaiswara.
Dalam kegiatan tersebut, dilakukan sosialisasi Prospek Bisnis dan Budidaya Aren, serta visitasi ke usaha budidaya kerang darah dan budidaya lebah alam dengan mengambil lokus di Kantor Desa Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka dan pengelola perhutanan sosial kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) Wanamina binaan UPTD KPHP Sigambir Kotawaringin.
Kepala BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Susanti memberikan respon positif terhadap upaya tersebut. Hal ini diungkapkannya saat berbincang dengan para Widyaiswara dan sejumlah jajaran terkait di ruang kerjanya, BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Air Itam, Pangkalpinang, Kamis (7/11/2024).
"Saya sangat senang sekali 13 Widyaiswara kita melakukan sebuah kegiatan yang sangat positif, yang nantinya dapat dikembangkan lebih jauh lagi agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas bagi orang lain," kata Kepala Badan (Kaban), Susanti.
Dalam kegiatan ini, Widyaiswara belajar dari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat sekaligus mengajar masyarakat tentang potensi dan peluang dari budidaya aren. Menurutnya kegiatan ini bukan hanya berbagi ilmu pengetahuan tapi juga memberikan peluang besar bagi para ASN, terutama yang akan memasuki masa pensiun.
"Saya senang melihat semangat ini. Ada inspirasi ilmu yang bisa dibagi dengan orang lain. Kita harus dapat melihat peluang yang baik yang dapat kita berikan manfaatnya untuk pegawai kita," lanjutnya.
Didukung dengan teknologi informasi saat ini, Kaban Susanti ingin agar kegiatan "Widyaiswara Belajar-mengajar" dapat diformulasikan untuk disosialisasikan kepada para ASN.
"Nanti kita rancang, bikin dalam sebuah webinar. Kita sosialisasikan hal ini kepada para ASN, tentang alternatif peluang bisnis yang bisa dilakukan. Tidak hanya untuk mereka yang akan memasuki masa pensiun, tapi juga bagi ASN yang tertarik untuk menggelutinya, agar kelak masa pensiun dapat disiapkan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Kegiatan pertama, Widyaiswara mengajar di ruang pertemuan Kantor Desa Kota Kapur yang dihadiri oleh 13 orang warga desa (dari aparatur desa dan masyarakat/petani). Materi yang disampaikan tentang peluang bisnis dan budidaya aren. Hal ini dikarenakan pohon aren banyak tumbuh di Desa Kota Kapur hingga yang sudah dipanen. Sayangnya, saat ini produktivitas aren semakin menurun disebabkan oleh tidak ada upaya penanaman kembali usai panen, dan mengakibatkan semakin berkurangnya pohon aren serta produksi gula aren cetak.
Untuk itu, Widyaiswara memberikan informasi tentang peluang bisnis dan upaya budidaya aren baik melalui persemaian biji maupun sistem cabutan dan bibit yang tumbuh di bawah pohon aren.
Selain belajar-mengajar, para Widyaiswara juga sempat menikmati kuliner khas Desa Kota Kapur yang dibuat oleh Kelompok Pengelola Perhutanan Sosial Hutan Kemasyarakatan (HKm) Wanamina, yakni berupa kerang darah rebus dan sambel terasi. KHm Wanamina memproduksi kerang darah dan terasi sebagai produk unggulan, termasuk juga madu dari lebah mangrove.
Dari ilmu yang didapat, Widyaiswara Madya, Slamet Wahyudi menyampaikan, budidaya kerang darah sangat potensial untuk dikelola sebagi alternatif sumber penghasilan.
"Sejak tahun 2022, HKm Wanamina Kota Kapur yang diketuai oleh Robuni Holid membudidayakan kerang darah sebanyak 3 ton, yang ditebarkan di pantai. Lokasi budidayanya berada di muara Sungai Menduk. Pembibitannya tergolong mudah, dengan biaya yang terjangkau dan hasil yang cukup besar, hingga 3 kali lipat dari modal. Bahkan, kerang darah ini tidak perlu diberikan makan," jelas Slamet.
Terakhir, Kaban Susanti mengajak para Widyaiswara untuk menggali berbagai potensi yang ada di Bangka Belitung lainnya sebagai ilmu yang dapat dibagi kepada para ASN agar dapat berpikir dan berupaya mandiri melalui jalan yang benar dan tepat.
- 63 reads