BKD BABEL – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rabu (23/11/2016) pagi, menggelar Apel Kebangsaan dan Deklarasi Damai di Halaman Kantor Gubernur Babel.
Turut serta dalam Apel Kebangsaan tersebut Plt Gubernur Babel, Dr. Ir. Yuswandi Arsyad Tumenggung, MA, M.Sc, unsur Forkopimda, Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV dan Jabatan Fungsional Umur maupun Jabatan Fungsional Tertentu di Lingkungan Pemprov Babel, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Adat, Mahasiswa dan Pelajar, serta elemen terkait lainnya.
"Kebanggaan dan kecintaan kepada tanah air perlu dipupuk selalu dengan sikap saling kerjasama antara seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mengembangkan nilai-nilai kebangsaan," kata Plt Gubernur Babel dalam arahannya saat menjadi Pembina Apel Kebangsaan dan Deklarasi Damai.
Kepada peserta apel kebangsaan yang hadir, Yuswandi mengingatkan, pada saat untuk kembali menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh semangat cinta damai, dimana pada saat negara kita diproklamasikan sumber daya yang kita miliki adalah ratusan suku bangsa, ratusan bahasa daerah, adat istiadat, filosofi lokal, berbagai agama, kepercayaan dan bermacam-macam ras, suku dan lain-lainnya.
"Hal ini memberikan kesukaan atau ketidaksukaan kita, setuju atau tidaknya kita itulah faktanya yang harus kita terima dan ini semua merupakan kekuatan bangsa Indonesia. Dengan sumber daya seperti itu, bagaimana kita mengatur langkah-langkah selanjutnya yang saat ini dan kedepan agar amanah dari pendiri negeri ini, kita laksanakan dengan melakukan suatu nilai transformasi nilai-nilai kebangsaan dalam setiap gerak langkah kita guna menumbuhkembangkan dan melestarikan rasa kebangsaan di setiap hidup dan kehidupan bangsa yang ada," ungkapnya.
Yuswandi menambahkan, ada beberapa langkah yang perlu dikedepankan saat ini. Pertama, perlu menyamakan persepsi dalam memaknai arti persatuan, fluralitas harus dijunjung tinggi, dimana setiap suku bangsa memiliki ciri budaya sendiri yang membedakan dengan suku bangsa yang lain, melayu adalah melayu, sunda adalah sunda, jawa adalah jawa dan sebagainya, itulah kebhinekaan yang dimiliki, kekayaan yang luar biasa kita miliki. Kedua, perlu menyamakan persepsidalam memaknai arti kesatuan yang sangat berbeda dengan makna kesatuan. Kalau memaknai kesatuan walaupun ada ratusan filosofi lokal di negara ini, tentu harus disatukan dalam satu filosofi yaitu filosofi negara yang pancasila.
"Bila kita bicara tentang kesatuan, maka walaupun ada ratusan panci dan simbol daerah, tetapi hanya boleh ada satu panji negara yaitu panji negara yaitu merah putih,” ujar Yuswandi.
Yuswandi kembali mengingatkan, Indonesia lahir dari kesepakatan bersama dari bangsa yang memiliki perbedaan suku bangsa, agama, ras dan budaya, keragaman yang harus dikelola oleh pemimpin nasional sebagai potensi dalam upaya memelihara persatuan bangsa demi utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Repubik Indonesia. "Sikap ini juga harus dimiliki kita semua yang hadir pada pagi hari ini (kemarin-red),” tutup Yuswandi.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatangan Deklarasi Damai di atas sebuah Baliho, yang dilakukan oleh Plt Gubernur Babel, Ketua DPRD, Unsur Forkopimda, Tokok Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan elemen terkait lainnya.
- 32 reads