PANGKALPINANG - ASN BerAKHLAK menjadi pedoman bagi seluruh ASN di Indonesia. ASN BerAKHLAK juga menjadi jawaban atas kebutuhan negara akan SDM aparatur yang kompeten.
ASN BerAKHLAK terus disosialisasikan agar seluruh ASN sepakat menanamkan nilai-nilai BerAKHLAK dalam diri mereka sebagai abdi negara dan mengimplementasikan dengan sebaik-baiknya.
Terkait itu, Kepala BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Susanti memberikan materi terkait ASN BerAKHLAK bagi para Pejabat Administrator di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Air Itam, Pangkalpinang, Kamis (26/10/2023) kemarin.
Salah satu nilai dari BerAKHLAK, yakni “Adaptif”, menjadi salah satu nilai yang paling sering ditegaskan karena sikap Adaptif merupakan tuntutan ASN terhadap berbagai kondisi dan situasi kerja di dunia pemerintahan yang begitu dinamis.
“Siapapun pemimpin kita, kita selaku ASN, terlebih para Pejabat Administrator harus memiliki sikap Adaptif, segera menyesuaikan diri dengan pola kepemimpinan yang ada,” kata Kepala Badan (Kaban) Susanti saat menyampaikan materi.
Judul materi yang disampaikan Kaban Susanti berjudul “Peningkatan Nilai Adaptif”. Adaptif merupakan salah satu ciri dari SDM aparatur yang berkinerja efektif dan efisien.
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa Ibarat kendaraan, birokrasi adalah mesin dengan tenaga yang kuat, mesin yang tidak membuat boros bensin, tidak mudah panas, bisa ngebut tapi mesin tetap adem. Hal ini disampaikannya pada Rakernas KORPRI 2023 di Krakatau Ballroom, Mercure Hotel & Convention, Jakarta, Selasa (3/10/2023) lalu.
“SDM aparatur yang bersifat efektif dan efisien sangat dibutuhkan di era VUCA (Volantility, Uncertainty, Cemplexity dan Ambiguity), dimana dunia mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu pengaruh terbesar dari perubahan ini,” jelasnya.
Selain itu, efisiensi juga dilakukan melalui upaya penyederhadaan birokrasi yang juga dinyatakan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Pidato Presiden, 20 Oktober 2019 lalu.
“Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I, Eselon II, Eselon III, Eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan Jabatan Fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi,” kata Presiden Jokowi.
Disamping BerAKHLAK, ASN juga harus menguasai 5 kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi era VUCA.
“ASN harus memiliki 5A (Super Agility), yakni Change Agility (mampu beradaptasi dengan perubahan), Mental Agility (mampu bertahan dengan kondisi apapun), People Agility (mampu bekerjasama dengan siapapun), Learning Agility (mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat) dan Result Agility (mampu berprestasi dalam kondisi apapun),” jelasnya.
Untuk itu, Kaban Susanti mengajak para peserta untuk membangun Growth Mindset, bukan Fixed Mindset. Dengan Growth Mindset, kita akan selalu siap menjawab tantangan dunia.
“Bangun pemikiran kita dengan konsep Growth Mindset. Konsep pemikiran yang mau terus belajar, menyukai tantangan dan mampu menghadapi ketidakpastian. Dengan demikian, kita dapat menghadapi dinamika dunia,” lanjutnya.
Menutup materi, Kaban Susanti berharap ilmu yang telah dibagikan dapat membantu para peserta untuk lebih termotivasi mengimplementasikan Core Values ASN BerAKHLAK.
“Saya harap, kita semua sepakat dan berkeinginan sama untuk memajukan Bangka Belitung sesuai dengan tugas dan posisi kita masing-masing, sesuai dengan pedoman kita semua ASN BerAKHLAK,” tutupnya.
- 596 reads