PANGKALPINANG - Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) adalah era dimana terjadi perubahan berskala besar (Volatility), sulit membuat perkiraan yang tepat karena begitu dinamis (Uncertainty), dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol (Complexity) dan subjektivitas terhadap realita. Kondisi ini mengantarkan tantangan demi tantangan dalam kehidupan manusia untuk dihadapi dengan cerdas, tanpa terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN).
Seperti yang dikatakan Presiden RI, Joko Widodo, pada Siaran Pers Kepresidenan, 27 Juli 2021 lalu, “Di tengah dunia yang penuh disrupsi, peningkatan kapasitas dan kompetensi, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi mutlak bagi ASN. Saat ini dunia menjadi hybrid, serba kolaboratif, tidak boleh lagi ada ego, baik ego sektor, ego daerah dan ego ilmu”.
Pidato ini mengisyaratkan ASN untuk berbuat lebih dari yang biasanya sebagai cara bertahan hidup dalam menghadapi era VUCA, yakni dengan berpikir kreatif dan inovatif.
“Di era VUCA ini, ASN tidak lagi bisa biasa-biasa saja. Kita butuh yang ekstra. Kita harus merubah sikap, perilaku, agar memahami kondisi atau keadaan ini sehingga dapat menciptakan inovasi karena inovasi lahir dari kebiasaan yang kita pahami,” ucap Kepala BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Susanti sebagai salah satu narasumber pada Sosialisasi Penguatan Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Ruang Ketawai, Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Air Itam, Pangkalpinang, Rabu-Kamis (29-30/11/2023).
Terkait inovasi, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, “Kembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan terjebak dengan rutinitas yang monoton. Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya”. Hal ini disampaikannya dalam Pidato Kepresidenan pertama Jokowi masa jabatan 2019-2024, Jakarta 20 Oktober 2019 lalu.
Jika inovasi menjadi budaya bagi ASN, maka kinerja pemerintah semakin jauh meningkat karena manfaat yang diberikan kepada masyarakat jauh lebih besar. Untuk berinovasi itu sendiri, ASN terlebih dahulu harus mantap dengan personal branding-nya, agar dapat menciptakan inovasi yang tepat dan bermanfaat.
“Inovasi keluar dari hati yang bahagia. ASN yang bahagia salah satunya adalah ASN yang sudah selesai dengan personal branding-nya, agar tumbuh dan memiliki rasa percaya diri dan dapat melahirkan inovasi yang sangat bermanfaat,” katanya.
Inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat bagi yang membutuhkan dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan. ASN selaku pelaksana kebijakan pemerintah, mutlak membudayakan diri dengan inovasi karena dengan inovasi akan mendukung kinerja pemerintah terhadap masyarakat.
5 kriteria inovasi, antara lain mengandung pembaruan seluruh atau sebagian unsur inovasi, memberi manfaat bagi daerah atau/dan masyarakat, tidak mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan pada masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, merupakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dan dapat direplikasi.
Menjawab tantangan era VUCA, Core Values ASN BerAKHLAK juga telah diformulasikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, yakni untuk membentuk SDM aparatur yang profesional sebagai penggerak roda pemerintahan.
“Inovasi sendiri terkandung dalam nilai Adaptif dari Core Values ASN BerAKHLAK. 3 poin dalam Adaptif, antara lain cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, serta bertindak proaktif. Pedoman ini jelas bahwa ASN harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan zaman agar tetap dapat memberikan kinerja terbaik bagi masyarakat,” jelas Kaban Susanti.
Usai penyampaian materi, dibuka sesi tanya jawab dan diskusi. Sosialisasi ini diikuti oleh para peserta yang mewakili dari setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
- 209 reads