PANGKALPINANG - Seorang Praja IPDN dinilai memiliki kelebihan dimana mereka memiliki kesempatan yang diinginkan oleh banyak orang di seluruh Indonesia. Dengan quota yang telah ditentukan bagi setiap provinsi, membuat persaingan semakin ketat. Mulai dari calon pelamar hingga keluarga calon pelamar melakukan ikhtiar dan menghaturkan doa terbaik.
Para Praja IPDN dididik lebih dini daripada calon pelamar PNS dari sekolah atau perguruan tinggi lainnya. Sehingga, mereka diharapkan memiliki kinerja diatas ekspektasi.
“Jadi ASN ini bukan maen-maen. Kalian masuk IPDN sudah mengalahkan banyak pesaing dari seluruh Indonesia. Banyak orang tua yang bersedih karena anaknya tidak bisa masuk IPDN. Jangan sia-siakan pengorbanan yang sudah dilakukan. Negara sudah mendidik kalian dengan sangat baik, maka tunjukkan bakti kalian kepada negeri,” ucap Kepala BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Susanti saat menemui 18 Praja Utama IPDN Angkatan XXXI utusan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Ruang Kelas Tanjung Kelayang, BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Air Itam, Pangkalpinang, Selasa (6/2/2024).
Para Praja Utama ini sedang melakukan Praktik Lapangan IV yang disebar di sejumlah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaksanaan Praktik Lapangan merupakan salah satu bagian dari pendidikan IPDN sebelum dilantik dan dikukuhkan menjadi Pamong Praja Muda. Praktik lapangan ini telah berlangsung sejak 23 Januari hingga 22 Februari 2024. Untuk itu perlu adanya monitoring dan evaluasi atau monev yang dilakukan oleh dosen IPDN, yakni Agus Supriatna dan Juliati Prihatini.
Kata Kepala Badan (Kaban), Susanti, ASN profesional adalah ASN yang memahami pemerintahan secara keseluruhan.
“ASN yang akan mengelola negara ini adalah ASN yang profesional. Stigma positif terhadap lulusan IPDN, bahwa mereka sudah pasti memiliki kualitas yang baik. Meski para Praja sudah menguasai ilmu pemerintahan, namun bukan itu saja yang dibutuhkan untuk menjadi ASN yang profesional. ASN profesional itu harus kompeten,” lanjut Kepala Badan (Kaban) Susanti.
Dalam Permenpanrb Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara terdapat 3 kompetensi yang harus dimiliki ASN, yakni Kompetensi Manajerial, Kompetensi Teknis dan Kompetensi Sosial Kultural.
“Harus paham teknisnya mengelola negara seperti apa. Manajerial, pelayanan publik sampai mengambil keputusan dengan cepat, manajemen resikonya harus tahu. Jangan manja. Praja IPDN sudah dikenal struggle, karena kalian sudah dididik menjadi tangguh dan itu bukan penyiksaan tapi supaya kuat,” tambahnya.
Kepala Badan (Kaban), Susanti mengatakan baik-buruknya pengalaman menjadi ilmu yang dapat dimanfaatkan dalam hidup. Kemajuan daerah lain juga dapat menjadi contoh dan sebagai sumber ilmu yang dapat membantu memajukan Bangka Belitung.
“Pengalaman buruk senior juga menjadi ilmu. Kami pernah belajar dari Pemerintah Kabupaten Sumedang dan mereka sungguh hebat. Mereka punya semua data, misal stunting posisinya dimana tindakannya apa, “dak ngerameng”. Kalau data lengkap artinya perencanaannya jelas. Setiap dinas tahu identifikasi masalahnya apa. Kalian harus jadi suksesor seperti orang-orang hebat itu,” sambungnya.
Terkait Praktik Lapangan, Juliati Prihatini menjelaskan bahwa mekanismenya telah berubah. Sehingga para Praja harus adaptif dan menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya.
“Sistematika pelaporan Praktik Lapangan beda sama tahun lalu. Bedanya dimana? Yang perlu dipahami kalian harus memanfaatkan waktu yang ada dengan seoptimal mungkin pada saat sedang Praktik Lapangan. Jangan sampai, sudah kembali ke tempat ternyata masih belum selesai juga dan akhirnya terbebani. Ini sering berimbas hingga penginputan nilai,” jelas Juliati.
Sementara, Agus Supriatna menyampaikan 3 hal yang harus dipegang agar Praktik Lapangan berjalan dengan mudah dan lancar.
“Kalian harus menemukan pattern untuk mempermudah proses Praktik Lapangan ini dan saya ingin menekankan 3 hal yang dapat kalian lakukan, yakni kultur, struktur dan prosedur,” ucap Agus.
Agus juga meminta agar para Praja dapat mempertahankan kedisiplinan karena kedisiplinan dapat menentukan nilai diri.
“Jangan ada penurunan disiplin. Jangan hanya asal “siap” tapi kalian harus jadi bagian dari yang menyiapkan. Jaga sikap dan perilaku. Tidak bisa menjaga 3 hal tadi maka semuanya akan hilang. Lawan kalian adalah diri kalian sendiri. Dengan mengenakan seragam ini artinya bintang yang paling banyak. Jaga kesehatan supaya dapat melakukan semuanya dengan baik,” tuturnya.
Dalam pertemuan, Praja juga memaparkan materi terkait Pelatihan Praktik IV yang dilakukan, yang berisikan program kerja serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Usai sambutan, pihak IPDN memberikan cindera mata berupa plakat dan buku pedoman praktik lapangan.
- 192 reads