Pangkalpinang – Latihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan 2 Angkatan II Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ternyata telah berhasil menerapkan nilai-nilai dasar nasionalisme di tempat kerjanya masing-masing.
Hal tersebut terungkap dalam penelitian yang disampaikan oleh Agustu Afendi dalam Seminar Hasil Penelitian yang disampaikannya di Aula Natar Praja, Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah (BKPSDMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Selasa (30/6/2020).
“Dari data yang ada mengatakan bahwa para peserta Latsar ini memang menunjukkan sikap-sikap nasionalisme dalam keseharian kerjanya,” ungkap Agustu.
Menurut Agustu yang merupakan Widyaiswara Madya tersebut, CPNS yang diteliti terbukti telah mampu memiliki sikap perilaku berupa toleransi, kerjasama, tanggung jawab, integritas dan cinta tanah air.
“Ada beberapa sikap perilaku yang termasuk dalam cakupan nasionalisme, yakni toleransi, kerjasama, tanggung jawab, integritas dan juga rasa cinta terhadap tanah air,” katanya.
Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa nilai tertinggi yang mampu dicapai dari CPNS yang diteliti adalah sikap tanggung jawab dengan capaian sebesar 98%. Sementara sikap perilaku yang masih harus lebih didorong penerapannya adalah kerjasama yang baru mencapai 67% saja. Kemudian untuk sikap toleransi sebesar 96%, integritas 76% dan cinta tanah air mencapai 75%.
Hal tersebut sejalan dengan konfirmasi yang disampaikan oleh atasan dan teman kerja dari para CPNS yang diteliti tersebut.
“Hasil data quisioner yang kita peroleh diperkuat dengan konfirmasi dari orang-orang yang ada di lingkungan kerjanya, seperti atasan dan rekan kerjanya. Jadi data yang kita dapat sinkron dan terkonfirmasi,” jelasnya.
Agustu menyarankan agar dimasa mendatang pelaksanaan Latihan Dasar bagi para CPNS masih perlu menerapkan metode pembelajaran yang semakin efektif dengan jumlah jam pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan.
“Dari hasil penelitian ini, penting untuk menjadi evalusi kita bahwa perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang semakin efektif. Selain itu, jumlah jam pelajarannya juga harus disesuaikan dengan kondisi yang ada,” sarannya.
Seminar dibuka oleh Kepala BKPSDMD Babel, Sahirman yang mengharapkan agar penelitian dan riset harus lebih intensif dilaksanakan agar bisa mengungkap banyak persoalan dan rekomendasi solusinya. Karena itu kemampuan para pejabat fungsional tertentu perlu terus diasah dan dikembangkan guna meningkatkan kompetensi.
“Harapan saya supaya penelitian dan riset bisa dilakukan lebih sering lagi, supaya semakin banyak juga persoalan yang kita cari solusinya. Maka dari itu, para pegawai JFT seperti Widyaiswara harus terus mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensiny,” harap Sahirman.
- 230 reads