PANGKALPINANG - Masa purna bhakti atau pensiun merupakan masa kemerdekaan versi seorang abdi negara, artinya PNS yang pensiun memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan berbagai kreativitas dalam berbagai bidang.
“Sewaktu kita masih menjadi PNS, kita belum merdeka dalam artian kita masih punya kewajiban atas keterikatan dengan tempat dan waktu terhadap tugas dan fungsi kita sebagai PNS. Tapi setelah purna, kita sudah merdeka dari hal tersebut karena tidak lagi memiliki keterikatan itu. Jadi waktu yang kita punya lebih fleksibel,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Naziarto selaku Ketua KORPRI pada acara Penyerahan Tali Asih kepada 33 PNS yang memasuki masa purna bhakti, di Ruang Tanjung Pesona, lantai 1 Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Air Itam, Pangkalpinang, Selasa (15/8/2023) lalu.
Fleksibilitas atas waktu yang dimiliki semestinya dapat memberikan keleluasaan dan kesempatan yang kebih besar untuk berkarya dan mengoptimalkan kebermanfaatan diri bagi orang banyak.
“Seharusnya kita bisa berbuat lebih leluasa di lapangan. Kita lebih merdeka berkarya, leluasa dan berkiprah bagi lingkungan baik dibidang sosial, kemasyarakatan dan keagamaan, dan lain sebagainya. Dengan kondisi purna, kita harus betul-betul berkiprah dalam kehidupan kemasyarakatan. Kita harus lebib efektif, efisien dan berkualitas sebagai khalifah,” tuturnya.
Perjalanan hidup sebagai abdi masyarakat hingga sampai ke masa pensiun telah memberikan berbagai pengalaman hidup yang berharga.
“Kita melihat awal kehidupan kita dari pertama kali menjadi PNS sampai dengan pensiun dengan berbagai pengalaman, berbagai rasa. Begitu iuga saya yang akan segera menyusul bapak-ibu semua. Kehidupan PNS hang penuh dinamika dan romantika, harus kita lalui. Selama itu juga kita sudah bertahan, artinya kita sudah menjadi orang-orang yang hebat sehingga dapat pensiun dalam keadaan yang baik,” lanjutnya.
Selain husnul khotimah dalam akhir kehidupan yang sesungguhnya, istilah itu juga diberikan pada kondisi akhir jabatan atau masa purna bhakti seorang abdi negara yang dapat menikmati masa pensiunnya dalam keadaan yang tak kurang satu apapun.
“PNS yang husnul khotimah karena kita pensiun tanpa hambatan dan halangan, apalagi masalah hingga terjerat hukum. Kita harus sangat bersyukur, jangan sampai kufur atas nikmat yang diberikan Allah SWT,” tambahnya.
Sekda Naziarto mengucapkan terima kasih atas pengabdian yang telah diberikan kepada Bangka Belitung.
“Saya sangat menghargai bapak-ibu sekalian dan mengucapkan terima kasih atas pengabdian luar biasa bapak-ibu kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama 23 tahun ini. Provinsi ini hadir bukan tanpa perjuangan. Maka kita harus menjaganya dengan sebaik-baiknya. Kemerdekaan bagi bapak-ibu karena telah menunaikan tugas dan fungsinya. Tidak lagi ada rutinitas keseharian sebagai PNS. Bisa berolahraga, bisa melakukan hobi lainnya,” ungkapnya.
Masa purna bhakti juga menuntut kebijakan berpikir atas penghasilan yang dimiliki, agar tetap dapat menikmati kehidupan sebagaimana mestinya.
“Secara garis besar, untuk penghasilan kita harus berpikir bijak. Hidup ini harus diresapi jangan hanya memenuhi keinginan tapi utamakan kebutuhan. Boleh melihat ke atas supaya ada semangat tapi lihat juga ke bawah supaya tetap bersyukur. Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita di hari tuanya,” katanya.
Pada kesempatan ini hadir Kepala BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Susanti selaku Sekretaris KORPRI beserta jajaran terkait, Kepala PT. Taspen (Persero) Pangkalpinang, Kepala Bank Mandiri Taspen Pangkalpinang, DP KORPRI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beserta para undangan.
- 144 reads