PANGKALPINANG - Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinas UMKM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah meningkatkan pertumbuhan UMKM supaya UMKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung semakin maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Demikian disampaikan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah (BKPSDMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Susanti mengawali amanatnya saat bertindak sebagai pembina apel di Dinas KUMKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (12/1/2023).
“Seperti halnya kita menikah, kita bekerjapun sama. Kita tahu dan paham apa yang menjadi target dan tujuan kita datang ke kantor ini apa. Apa yang ingin kita capai ketika datang dan bekerja, untuk meningkatkan UMKM kita baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,” kata Susanti.
Untuk mencapai IKU tersebut, sebagai ASN kita perlu memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini merupakan contoh implementasi dari Core Values ASN BerAKHLAK.
“Pencapaian IKU Perangkat Daerah akan berhasil jika dilakukan dengan menerapkan Core Values ASN BerAKHLAK, dimulai dengan Berorientasi pelayanan. Artinya, kita memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung, supaya masyarakat senang dan dapat hidup sejahtera,” lanjutnya.
Berorientasi pelayanan dalam ranah KUMKM berarti memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk menggerakkan usaha.
“Berorientasi pelayanan artinya kita harus memahami kebutuhan masyarakat untuk menjalankan usahanya. Mungkin kita bantu bagaimana merencanakannya, memasarkannya, bahkan mungkin untuk permodalannya. Dalam membantu merekapun kita harus melayaninya dengan ramah, responsif dan solutif. Berikan senyum simetris, seimbang kiri dan kanan,” tambahnya.
Selanjutnya, apa yang kita kerjakan harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Hal ini cerminan dari nilai BerAKHLAK, yakni Akuntabel. Pertanggungjawaban juga berkaitan erat dan menunjukkan apakah seorang ASN kompeten atau tidak.
“Pencapaian IKU Perangkat Daerah harus dapat dipertanggungjawabkan. Selain membuktikan bahwa hasil kerja kita bersifat akuntabel, artinya kita juga menunjukkan bahwa diri kita adalah ASN yang kompeten karena kita mampu mempertanggungjawabkan apa yang sudah kita kerjakan sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata Susanti.
Kompeten tidak hanya soal menyelesaikan pekerjaan dengan tanggung jawab tapi perilaku dalam bekerja juga menjadi unsur yang sangat penting karena berdampak pada keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
“Tidak hanya kompeten, unsur lain yang juga sangat penting adalah soft skill. Bahkan dalam penilaian pegawai enam puluh persennya adalah soft skill, yakni kemampuan seseorang dalam berinteraksi dan kemampuan dalam mengontrol diri yang sangat dibutuhkan pada saat melaksanakan pekerjaan atau berinteraksi dengan orang lain,” jelasnya.
ASN yang memiliki soft skill yang baik mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif. Sehingga sinergi antar pegawai atau dengan pihak lainpun menjadi lancar.
“Core Values ASN BerAKHLAK selanjutnya adalah harmonis. Dengan soft skill yang dimiliki menjadikan seseorang itu banyak disenangi karena kehadirannya menjadi dinanti-nanti. Keberadaannya membuat kondisi jadi kondusif karena orangnya suka membantu, kalau diminta tolong responsif, diajak kerja sama juga baik. Nah, artinya orang dengan sifat seperti ini adalah manusia wajib. Manusia yang dibutuhkan dimanapun dia berada dan apapun tugasnya,” lanjut Susanti.
Nilai BerAKHLAK selanjutnya, yakni Loyal. Dimanapun ditempatkan, sebagai seorang abdi negara harus mampu menjaga marwah pemerintah yang salah satunya dapat dilakukan dengan menghilangkan stigma negatif sosok PNS.
“Dimanapun kita ditugaskan, pegang terus marwah pemerintah kita. Sebagai pelaksana kebijakan, kita harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat dan Bapak Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung juga ingin menghilangkan stigma negatif PNS yang ada di masyarakat. Menjaga marwah berarti kita menjaga nama baik pemerintah di mata masyarakat,” jelasnya.
Selain soft skill, ASN juga harus adaptif dengan perkembangan zaman yang begitu dinamis, termasuk salah satunya adalah digitalisasi yang diterapkan pada hampir semua unsur.
“Adaptif ibarat ilmu bunglon, fleksibel, pandai menempatkan diri supaya kehidupan tetap berlangsung dengan baik. Sekarang, untuk surat-menyurat juga sudah menggunakan TTE dan saya juga harus bisa. Jadi, apapun wujud perkembangan zaman yang ada, kita harus mampu menyesuaikan diri,” sambungnya.
Susanti juga mengatakan, saat ini perkembangan pemerintahanpun kian dinamis. Penyederhanaan birokrasi yang dilakukan melalui penyetaraan merupakan salah satu upaya agar pemerintah dapat bergerak lebih dinamis dan cepat.
“Ada hampir empat ratus pegawai yang disetarakan. Alhamdulillah, kalian bisa jadi Pejabat Fungsional tanpa harus melalui ujikom. Ini artinya bapak-ibu dinilai profesional. Maka dari itu, bersyukurlah karena nyatanya tidak mudah menjadi Pejabat Fungional. Sesuai dengan kebutuhan negara kedepannya, yakni jabatan fungional akan mendominasi jabatan struktural,” lanjutnya.
Disampaikan Susanti, saat ini pegawai yang disetarakan belum menjabat Jabatan Fungional Murni. Hal ini dikarenakan belum ada peraturan baru untuk merubahnya. Sambil dilakukan penyesuaian-penyesuaian tersebut, coba bapak-ibu pelajari bagaimana menyusun DUPAK, butir-butir tugas yang akan dikerjakan dan lain sebagainya,” katanya.
Nilai Core Values ASN BerAKHLAK terakhir, yakni Kolaboratif. ASN harus mampu berkolaborasi dengan orang lain agar pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan dengan sempurna.
“Kenapa ada kolaboratif? Karena kadang ada ASN yang merasa pintar sendiri, merasa hebat sendiri. Kalau seperti ini, tidak bisa diajak bekerja sama. Hilangkan ego sektoral. Semua kita adalah sama dan satu. Mari kita saling bantu menuju tujuan bersama dalam melaksanakan visi dan misi pimpinan kita,” ucapnya.
Apel pagi dihadiri oleh Kepala Dinas KUMKM, Yulizar Adnan beserta jajaran dan seluruh pegawai baik PNS dan Pegawai Tenaga Kontrak. Pada apel juga dilakukan pembacaan Core Values ASN BerAKHLAK bersama-sama.
- 133 reads