PANGKALPINANG - Bulan ramadhan disebut juga sebagai syahrul at-tarbiyah atau bulan pendidikan, yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim, tidak terkecuali oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mayoritas beragama Islam. Oleh karena itu, untuk menambah ilmu keislaman, pada Selasa (7/6/2016), bertempat di Ruang Pojok ASI lantai 3 Kantor Gubernur, PNS muslimah (perempuan) di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengikuti kajian ramadhan.
Kajian ramadhan ini, menghadirkan penceramah dari Kota Pangkalpinang, Ustadzah Sylvia Emillia, yang menyampaikan materi tentang “Meraih Kemuliaan di Bulan Ramdhan”.
Dijelaskan, persepsi mengenai kemulian dalam Islam berbeda dengan kemulian menurut etnis Cina yang mengartikan kemuliaan berdasarkan shio. Juga berbeda dengan Amerika yang mengartikan kemulian sebagai posisi yang tinggi. “Masyarakat Indonesia umumnya mengartikan kemulian dengan 3 TA, yaitu harta, tahta dan perempuan. Sedangkan dalam Islam mengartikan kemuliaan dalam 3 hal, diantaranya ahsani takwim (sebaik-baiknya bentuk), ahsanu amala (amalan yang baik) dan ahsanu kaulan (sikap yang baik atau akhlak).
Sebaik-baik akhlak yang patut dijadikan panutan, ditambahkan Ustadzah Sylvia, adalah akhlak Rasulullah SAW. “Sebagaimana Siti Aisyah mengatakan, akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Maksudnya segala perbuatan Rasulullah SAW merupakan cerminan dari isi Al-Qur’an, sehingga diharapkan kita dapat menghidupkan sunnah Rasul dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ustadzah Sylvia.
“Bulan ramadhan merupakan bulan yang mulia. Begitu istimewanya bulan ini, sehingga bulan Ramadhan disebutkan dalam Alqur’an. Selain itu, Allah SWT juga menurunkan Al-Qur’an pada bulan ini, sebagai petunjuk dan penjelasan tentang yang haq dan yang bathil. Pada bulan suci ini, kita diharapkan mengerjakan amalan sunnah antara lain tadabur Al-Qur’an atau tadarus Al-Qur’an, sholat tarawih dan witir, i’tikaf, sholat dhuha serta sholat tahajud. Adapun pada bulan ini, pahala ibadah sunnah disamakan dengan ibadah wajib dan pahala ibadah wajib menjadi 70 kali lipat,” paparnya.
Berkenaan dengan peran seorang perempuan dalam bulan Ramadhan, Ustadzah Sylvia menerangkan, sebagai istri sudah merupakan kewajiban untuk melayani suami dengan sebaik-baiknya. Sebagai ibu, perempuan juga berperan sebagai guru dalam mendidik anak-anak di rumah dan mengasuh mereka dengan sebaik-baiknya. “Karena berat dan besarnya peran seorang perempuan, sehingga perempuan disebut sebagai tiang suatu negara. Artinya, kualitas generasi muda sangat dipengaruhi oleh peran didikan dari seorang ibu,” ujarnya.
“Sebagaimana kita ketahui, sekarang banyak perempuan karir misalnya PNS perempuan sebagai abdi negara. Namun, kita patut bersyukur dan menerima takdir ALLAH. Meski sibuk dalam pekerjaan di kantor, namun perempuan jangan sampai melalaikan kewajiban sebagai isteri dan ibu di rumah. Jadikan tugas-tugas di kantor dan lingkungan kerja sebagai ladang amal, sehingga yang patut kita tanamkan dalam diri kita adalah dimanapun kita berada, dan peran apapun yang kita miliki, selalu mencari ridho ALLAH SWT,” ungkap Ustadzah Sylvia.
Dalam kesempatan yang sama, juga terjadi interaksi tanya jawab dari muslimah BKD Pemprov Babel terkait penghasilan perempuan dalam bekerja yang merupakan hak untuk digunakan perempuan itu sendiri, karena kewajiban mencari nafkah adalah kewajiban suami.
“Jika istri yang bekerja tersebut merelakan penghasilannya untuk ikut membantu biaya kebutuhan keluarga, hal itu disebut sebagai kebaikan hati dari sang istri. Oleh karena itu, apapun peran wanita baik sebagai Ibu Rumah Tangga maupun merangkap sebagai wanita karir, selalu ingat untuk mencari ridho ALLAH dimanapun berada,” kata Ustadzah Sylvia.
Di akhir tausiyahnya Ustadzah Sylvia berpesan kepada muslimah BKD Pemprov Babel, khususnya dan muslimah di Lingkungan Pemprov Babel umumnya, agar memaksimalkan bulan yang penuh barokah ini, dengan memperbanyak ibadah guna meraih kemuliaan di bulan Ramadhan. “Semoga kita dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan di tahun mendatang,” tutupnya.
- 38 reads