Loyalitas Aparatur Sipil Negara (Translate)

Kata Loyalitas mungkin sudah tak asing lagi bagi sebagian besar aparatur pemerintahan. Namun, biar tidak salah kaprah, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Loyalitas. Secara harfiah loyal berarti setia, dan loyalitas diartikan sebagai suatu kesetiaan. Dan Kesetiaan ini sesuatu yang timbul tanpa adanya paksaan, tapi timbul dari kesadaran sendiri.

Gramer dan Brown (Utomo 2006: 27) menjelaskan Kesetiaan adalah derajat sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa tersebut.

Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa Loyalitas merupakan kesetiaan yang timbul dengan sendirinya pada diri seseorang yang memberikan jasa oleh penyedia jasa secara baik atau optimal. Bagaimana Loyalitas pegawai negeri yang merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) kita saat ini?

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan ujung tombak dalam melaksanakan tugas-tugas pemeritah maupun tugas-tugas pembangunan guna mewujutkan pemerintahan yang baik agar tercapai masyarakat yang makmur dan sejahtera. Oleh karena itu, semua PNS dilingkungan pemerintahan baik dibagian struktural maupun fungsional, sangat ironis apabila sebagai ujung tombak dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat tetapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik tidak memiliki Loyalitas pada pekerjaannya.

Loyalitas seorang pegawai dapat ditumbuhkan dengan banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya dalah faktor kesejahteraan. Kondisi ketidakstabilan ekonomi yang dialami Indonesia beberapa tahun terakhir yang dilihat dari naiknya harga – harga kebutuhan pokok yang dibarengi dengan banyaknya dunia usaha swasta yang mengalami kehancuran. Kondisi seperti ini yang membuat seseorang memilih PNS sebagai pilihan yang cukup menjanjikan sebagai pilihan pekerjaan yang menjanjikan dalam jangka panjang, dikarenakan kondisi perekonomian pegawai pemerintahan yang lumayan stabil.

Banyaknya animo masyarakat yang memilih pekerjaan sebagai PNS berdampak pada persaingan dalam meraih posisi sebagai PNS yang seharusnya mempunyai implikasi terhadap kinerja PNS dalam melakukan pengabdiannya sebagai aparatur pemerintah, yaitu menjadi pelayan publik sebagaimana yang telah diamatkan oleh Undang-Undang (UU) ASN No. 5 Tahun 2014 Pasal 10 yang berbunyi Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa.

Pasal tersebut mengharuskan seseorang PNS untuk selalu memahami kewajiban, hak dan kedudukannya dari segi hukum kepegawaian. Dengan mengetahui hal tersebut PNS dapat lebih optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga terciptalah aparatur pemerintah yang bersih, berwibawa, berkemampuan tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan termasuk di dalamnya melayani masyarakat sebagai perwujudan dari abdi masyarakat.

Usaha peningkatan kesejahteraan PNS dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menumbuhkan rasa Loyal seorang PNS. Hal ini sangat dimungkinkan, karena apabila kesejahteraan PNS belum terpenuhi, maka pikiran dan konsentrasinya akan terpecah untuk berusaha memenuhi kesejahteran yang dirasa kurang. Di samping itu, apabila kesejahteraan telah tercapai, gairah dan motivasi kerja juga akan meningkat, sehingga produktivitasnya akan meningkat pula. Gairah dan motivasi kerja memang tidak selalu disebabkan pendapatan dalam bentuk material, akan tetapi PNS yang bekerja demi mendapatkan pemenuhan kebutuhannya masih tetap mendominasi, sehingga untuk menumbuhkan gairah dan motivasi kerja dengan kesejahteraan dalam bentuk materi dapat menjadi salah satu faktor pendukung timbulnya Loyalitas sebagai PNS dalam bekerja.

Dengan demikian, kita dapat berkaca serta melihat bagaimana kesejahteraan yang telah didapat oleh PNS, dengan begitu kinerja yang diberikan sudah sepatutnya sesuai dengan kesejahteraan yang diterima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang tinggi sudah sepantasnya memberikan kesetiaan yang maksimal dalam pelayanan jasa yang diberikan kepada masyarakat, terlepas dari kesejahteraan berupa materi yang didapat. (ah/BKD Babel). 22/04/2014

 

English Version

The Loyalty of Apparatus State Civil

Loyalty word may already be familiar to most of the government apparatus. However, let me not mistaken, would be helpful to first understand what is meant by loyalty. It literally means faithful loyal, and loyalty is defined as a loyalty. And Loyalty is something that arises in the absence of coercion, but arises from consciousness itself.

Gramer and Brown (Utomo 2006: 27) explains Fidelity is the degree of the extent to which a consumer show repeated purchasing behavior from a service provider, has a tendency disposition or positive attitude toward service providers, and only consider using the service provider when the need arises to wear services.

Based on the above definition we can conclude that loyalty is loyalty which arise naturally in a person who provides services by service providers is a good or optimal. How Loyalty state employees who are part of the Civil State Apparatus (ASN) today?

Civil Servant (PNS) is spearheading the government carrying out tasks and development tasks to actualize good governance in order to achieve a prosperous society. Therefore, all the civil servants in the environment section of government both structural and functional, very ironic if the front end in order to achieve the welfare of the people but in performing their duties as public servants do not have loyalty to the job.

Loyalty of an employee can be grown with a lot of factors, one of which is welfare factors. Conditions of economic instability experienced by Indonesia in recent years as seen from the rising price - the price of basic commodities coupled with a number of private businesses devastated. Conditions such as these that make a person choose civil servants as a promising option as an option promising jobs in the long term, due to economic conditions were fairly stable government officials.

The number of public interest work as a civil servant who chooses impact on competition in a position as a civil servant should have implications for the performance of civil servants in performing his service as government officials, which became a public servant as has been practice by the Act (Act) ASN No. 5 In 2014 Article 10 which reads Servants ASNs serve as executor of public policy, public servants and adhesives as well as unifying the nation.

The Article requires a person to always understand the obligations of civil servants, the rights and position of the law in terms of staffing. By knowing the PNS can be optimized in carrying out his duties, creating a clean government apparatus, authoritative, highly skilled in carrying out development tasks including serving the community as the embodiment of a public servant.

Efforts to improve the welfare of civil servants can be one of the factors that can foster a sense of Loyal civil servants. It is very possible, because if the welfare of civil servants have not been met, then the mind and concentration will split to try to meet the perceived lack of prosperity. In addition, when welfare has been reached, passion and motivation will also increase, so that productivity will increase as well. Passion and motivation is not always due to revenue in the form of the material, but the civil servants who work to get their needs met still dominate, so as to cultivate the passion and motivation to work with welfare in the form of matter may be one contributing factor in the onset of Loyalty as civil servants working .

Thus, we can look in the mirror and see how welfare has been obtained by a civil servant, so performance has been duly given in accordance with the received welfare. As civil servants and public servants are guided by a high sense of responsibility is appropriate that provide maximum fidelity in the service rendered to the public, regardless of the form of material well-being obtained.

Penulis: 
Anton Hery
Sumber: 
BKPSDMD

Artikel

18/07/2017 | Abdul Sani, S.Pd.I - Widyaiswara Muda pada BKPSDMD Babel
424,686 kali dilihat
20/11/2017 | Syanti Gultom, A.Md - Dinas Koperasi, UKM
364,401 kali dilihat
07/11/2018 | Jimmy Arief Saud Parsaoran, S.T. - Prakom Pertama BKPSDMD
226,384 kali dilihat
31/08/2018 | Jimmy Arief Saud Parsaoran, S.T. - Prakom Pertama BKPSDMD
198,289 kali dilihat
07/12/2017 | Herru Hardiyansah, S.Kom. - Prakom Muda BKPSDMD
135,049 kali dilihat