Jika Listrik Masih Byarpet, Telepon Saya Pak Gubernur!

AIR ANYIR, BANGKA – Presiden Joko Widodo mendesak Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir memprioritaskan penanganan terhadap sistem kelistrikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Keberadaan Mobile Power Plant (MPP) Regional Sumatera yang diantaranya dibangun di Pulau Bangka dan Pulau Belitung kapasitas 75 MW, diharapkan mampu menjawab kebutuhan listrik masyarakat.

“Saya pastikan akan saya ikuti proses ini, karena saya tidak mau lagi nanti masih ada yang listriknya byarpet. Agar Bangka Belitung diberikan prioritas segera diselesaikan,” tegas Presiden Joko Widodo ketika melakukan groundbreaking enam pembangkit MPP Regional Sumatera di PLTU Air Anyir, Bangka, Rabu (1/06/2016).

Saat berkunjung ke Bangka Belitung tahun lalu, Presiden Jokowi mengaku bertemu dan berdialog dengan masyarakat. Umumnya mereka mengeluhkan kondisi listrik yang masih sering mengalami pemadaman. Hal itu menjadi perhatian untuk ditindaklanjuti sejalan Nawacita program proyek pembangkit listrik nasional sebesar 35.000 MW.

Melalui penanganan sistem kelistrikan dilakukan upaya percepatan rasio elekrifikasi di Regional Sumatera melalui pemilihan pembangkit jenis MPP. Kelima pembangkit ditargetkan beroperasi akhir tahun ini, sedangkan MPP Bangka sebesar 1x25 MW diprediksi rampung September 2016.

Presiden mengingatkan agar groundbreaking jangan sampai sekadar berproses di awal tanpa pergerakan lebih jauh. Melainkan ada perkembangan berkelanjutan hingga mencapai tahap penyelesaian.

“(nanti) Saya cek di lapangan agar proses ini selesai, rakyat juga harus ikut pantau. Kalau janjinya Pak Dirut PLN (bulan) September harus selesai. Kalau tidak (selesai), telepon saya Pak Gubernur. Deal, Pak Dirut,” ujar Presiden Jokowi menanggapi kemungkinan proyek MPP molor dari jadwal yang sudah ditentukan.

Presiden optimistis dalam kesempatan kunjungan kerja berikutnya kondisi byarpet tidak lagi dialami masyarakat Babel menyusul rampungnya pengerjaan MPP di Bangka sebesar 2x25 MW dan Belitung 1x25 MW. Setidaknya pada tahun 2016 ini lebih kurang 50-60 MW sudah bisa menerangi Bangka Belitung.

Pemancangan (groundbreaking) MPP Regional Sumatera berkapasitas total 350 MW menggunakan Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG) sebagai rangkaian progress proyek pembangkit listrik nasional 35.000 MW.

Belum Memadai

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi menilai kondisi pasokan energi listrik di daerahnya belum memadai, terutama untuk kepentingan bisnis dan industri. Secara bertahap, Pemprov Babel bersama PLN mengupayakan ketersediaan listrik bagi masyarakat. Di samping itu juga pihaknya sudah membentuk tim Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan di Bangka Belitung guna mendukung semua kegiatan PT PLN, khususnya di bidang pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Salah satunya pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV yang saat ini sedang berlangsung.

Gubernur mengharapkan berharap dukungan Presiden Jokowi terhadap rencana pembangunan tiga pembangkit listrik baik tenaga gas maupun tenaga uap, masing-masing PLTG Bangka Peaker 100 MW IPP (Independent Power Producer) berlokasi di Mentok, Bangka Barat, PLTU Bangka-1 kapasitas 2x100 MW di Koba, Bangka Tengah (COD 2022-2023), serta PLTG/PLTMG Belitung kapasitas 40 MW (COD 2018).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Sofyan Basir optimistis keenam pembangkit MPP yang berada di enam wilayah yaitu Bangka sebesar 2x25 MW, Belitung 1x25 MW, Paya Pasir Medan 3x25 MW, Nias 1x25 MW, Balai Pungut Duri Riau 3x25 MW dan Tarahan Lampung 4x25 MW, akan memperkuat sistem kelistrikan Regional Sumatera.

Sofyan menilai, pemilihan pembangkit jenis MPP untuk percepatan rasio elektrifikasi di Regional Sumatera dirasa tepat karena waktu pembangunannya relatif singkat dan akan meningkatkan kemampuan supplay. Lebih dari itu pembangkit ini juga menggunakan gas sebagai bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan.

Menyangkut Wilayah Babel, penambahan dua MPP akan memperkuat sistem kelistrikan setempat. Sofyan memaparkan daya mampu di Bangka saat ini adalah 142 MW dengan beban puncak rata-rata 130 MW. Sedangkan daya mampu Belitung sebesar 42 MW dengan beban puncak rata-rata 36 MW.

Bertambahnya kapasitas pembangkit ini, akat Sofyan, berdampak pada semakin handalnya pasokan listrik di Babel. Dan apabila dilakukan pemeliharaan terhadap salah satu pembangkit maka pasokan listrik masih mencukupi.

Dia berharap pembangunan kelistrikan nasional harus terus berjalan guna menunjang proses pembangunan dan membantu mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

"Karena listrik memiliki peranan vital dan strategis dalam kehidupan masyarakat," ulasnya.

Sofyan menyebutkan sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dengan potensi pertumbuhan ekonominya, Babel juga mengalami percepatan pembangunan pembangkit baru terkait pembangunan dan pengembangan kelistrikan lokal. (MMS/Reza/Cdr/Andi/ima)

Penulis: 
Mislam | Reza | Chandra | Andi | Ismail
Sumber: 
HumasPro